0-5 Cerita Pagi

1K 93 3
                                    


Cerita pagi

Pagi ini, kelas D yang di huni oleh 20 orang anak termasuk Ibrahim sedang di pandu oleh dua orang guru, Bu Sari dan Zulaikha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, kelas D yang di huni oleh 20 orang anak termasuk Ibrahim sedang di pandu oleh dua orang guru, Bu Sari dan Zulaikha. Keduanya berniat untuk mengajak anak – anak bercerita bersama. Kelas bercerita ini di adakan oleh dua orang guru itu tentu bukan hanya sekedar bercerita biasa. Kelas ini di adakan karena, Bu Sari dan Zulaikha bertujuan untuk melatih mental serta kepercayaan diri si anak ketika mereka berbicara didepan banyak orang. Maka dari itu, mereka akan memanggil satu – persatu anak secara acak untuk maju kedepan kelas dan bercerita tentang Ibu mereka. Karena kegiatan cerita pagi ini bertemakan IBU, maka kelas pagi ini diberikan judul : "Ibuku seorang Pahlawan Sejati."

"Ayo berikan tepuk tangan untuk Adrian." Seru Bu Sari dengan nada yang ceria. Anak – anak itu langsung bertepuk tangan dengan meriah sebagai tanda apresiasi untuk temannya yang baru selesai bercerita.

"Sekarang giliran Alex yang maju. Ayo nak, maju kedepan." Ujar Zulaikha dengan lembut. Mengetahui jika kini giliran dirinya untuk bercerita, Alex segera melangkahkan kakinya maju kedepan kelas. Sambil tersenyum sombong, ia menatap Ibrahim yang duduk di sudut kelas.

"Mama ku itu baik sekali. Setiap aku atau Selia sakit, mama pasti akan menemani kami tidur dan memeluk kami hingga pagi. Mama ku juga hebat memasak, makanan buatan mama ku itu enak sekali. Mama ku juga tidak galak, mama jarang sekali marah padaku atau Selia. Jika aku atau Selia berbuat salah, mama hanya akan sedikit mengomeli kami lalu setelahnya mama akan kembali seperti biasa. Intinya, mamaku itu sangat menyayangi aku dan Selia." Ungkap Axel. Anak itu tersenyum senang melihat wajah murung Ibrahim. Entahlah, Alex hanya merasa seperti ada perasaan puas ketika melihat wajah sedih Ibrahim.

Semua anak langsung bertepuk tangan sebagai apresiasi dari cerita Alex barusan. Usai bertepuk tangan, anak bernama Kayla langsung bersuara. "Alex enak ya, mama Kay malah suka banget marah. Kay aja sampe pusing dengar mama ngomel terus." Celetuk Kayla dengan wajah cemberut.

"Iya dong. Mamaku itu yang terbaik." Sahut Alex dengan bangga.

"Baiklah, Alex silahkan kembali ke tempat duduknya, nak."Ujar Bu Sari yang langsung di patuhi oleh Alex.

"Sekarang siapa yang mau maju lagi?" Tanya Zulaikha pada anak didiknya. Semua anak itu diam dan saling melihat satu sama lain. Karena semua anak yang belum mendapat giliran maju itu tidak ada yang mengangkat tangan mereka, akhirnya Zulaikha berinisiatif untuk meunjuk salah satu anak. "Baiklah, karna tidak ada yang mau maju, biar Umma yang memilih pencerita selanjutnya." Ujar Zulaikha.

Tidak lama berpikir, akhirnya pilihan Zulaikha jatuh kepada Ibrahim. Anak laki – laki pendiam yang sebulan belakangan ini sangat dekat dengannya. Beberapa guru pun heran melihat kedekatan yang terjalin antara Ibrahim dan Zulaikha. Mereka, para guru yang lain itu sudah berulang kali mencoba mendekati Ibrahim, namun ternyata respon anak itu tidak terlalu baik. Anak itu tetap menjadi pribadi yang pendiam dan tertutup jika guru lain mencoba untuk mengajaknya bicara. Namun respon Ibrahim akan sangat berbeda jika yang mengajaknya bicara adalah Zulaikha. Anak itu seketika akan berubah aktif dan sangat terbuka jika bersama Zulaikha.

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang