1-8 Dia Kembali (revisi)

675 50 5
                                    


Dia Kembali

Malam ini, Ibrahim sudah siap bersama piama biru dengan motif bintang berwarna putih yang tampak sangat menggemaskan di tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, Ibrahim sudah siap bersama piama biru dengan motif bintang berwarna putih yang tampak sangat menggemaskan di tubuhnya. Anak itu duduk bersandar di samping Sarah sambil mendengarkan sang nenek membacakan sebuah cerita anak untuknya. Ibrahim memang tampak diam mendengarkan cerita Sarah, namun aslinya, anak itu hanya melamun dengan seluruh isi kepala yang tertuju pada kejadian tadi siang dimana seorang wanita asing tiba – tiba datang menghampirinya. Ibrahim benar – benar tidak bisa berhenti memikirkan apa yang terjadi hari ini. Namun meskipun pikirannya sedang gelisah begitu, ia masih belum bercerita apa – apa kepada siapapun, baik pada kakek, nenek maupun ayahnya.

Sejak tadi siang, Sarah dan Bilal tampak sangat sibuk dengan urusan mereka masing – masing. Melihat kakek dan neneknya yang tampak sibuk itu membuat Ibrahim mengurungkan niatnya untuk bercerita prihal wanita asing yang mendatanginya, sementara Yusuf, ayahnya itu masih belum pulang bekerja meski hari sudah lumayan larut seperti ini. Oleh karna itu, Ibrahim tidak bisa bercerita kepada ayahnya sebab ia sendiri pun belum bertemu dengan Yusuf sejak ia pulang sekolah tadi siang.

"Ibrahim?" panggil Sarah. Satu kata dengan intonasi suara yang terdengar lembut itu sukses membuat lamunan Ibrahim terbuyar.

"Iya eyang?" ujar Ibrahim saat kesadarannya sudah kembali.

"Ibrahim kenapa ngelamun? Eyang kan jadi cerita sendiri," ujar Sarah. Ia memang langsung berhenti bercerita saat sadar jika cucunya itu sama sekali tidak mendengarkan.

"Ibra ingat kejadian tadi siang, eyang," jawab Ibrahim pelan.

"Kejadian tadi siang? Memangnya tadi siang ada kejadian apa?" tanya Sarah dengan sedikit rasa khawatir.

"Tadi siang itu, sebenarnya ada tante asing datangin Ibra, Eyang. Ibra gak kenal, tapi tante itu tau nama Ibra," ujar Ibrahim samba merubah posisinya agar bisa berhadapan dengan Sarah.

"Hah? Tante asing? Siapa nak? Ibra di apain? Umma Ikha ada sama Ibra kan waktu itu?" tanya Sarah beruntun. Wanita tua itu mendadak khawatir setelah mendengar pernyataan cucunya. Sebab ia selalu mewanti – wanti Ibrahim agar cucunya itu selalu waspada terhadap orang asing.

Ibrahim pun langsung menjawab semua pertanyaan neneknya dengan menceritakan semua hal yang terjadi tadi siang. Dan mendengar semua itu, rasa khawatir dalam diri Sarah mendadak meningkat secara drastis. Ia tidak menyalahkan Zulaikha yang pergi ke toilet, lagi pula juga tidak mungkin Zulaikha membawa Ibrahim ikut masuk ke dalam toilet.

Tapi setelah mendengar cerita ini, sebisa mungkin Ia, suaimnya, ataupun Yusuf harus bisa lebih berhati – hati lagi dalam menjaga Ibrahim. Dan untuk masalah penjemputan Ibrahim yang seringkali terlambat, mereka harus segera memperbaikinya sebisa mungkin demi mencegah terjadinya hal buruk yang tidak di inginkan terhadap Ibrahim.

Namun, bukan berarti Sarah sudah tidak mempercayai Zulaikha lagi untuk menjaga Ibrahim seperti biasanya. Seperti yang di katakan tadi, Sarah hanya berusaha untuk mencegah terjadinya hal buruk yang tidak di inginkan di kemudian hari. Tidak lebih dan tidak kurang, benar – benar hanya karna Sarah menginginkan keselamatan cucunya lebih terjamin.

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang