0-6 Haruskah?

1K 99 1
                                    


Haruskah?



Yusuf melenggang masuk kedalam rumahnya usai mengucapkan salam. Kini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Setelah mengantarkan Ibrahim pulang tadi siang, Yusuf langsung di banjiri oleh banyak pertemuan penting dengan Klien nya. Hingga di jam seginilah, ia baru bisa sampai di rumah. Yusuf menghela nafas lelahnya sembari menaiki anak tangga. Ia melangkah pelan menuju pintu kamar anaknya. Yusuf ingin memastikan keadaan anaknya saat ini. Sejak kejadian tadi siang, ia belum sempat untuk berbicara dengan anaknya itu.

Yusuf membuka pintu kamar anaknya pelan. Ia tersenyum tipis ketika melihat ternyata Ibrahim sudah terlelap di atas ranjang kecilnya. Yusuf melangkah pelan untuk mendekati ranjang tempat Ibrahim berbaring. Ia berlutut di samping ranjang itu lalu mengecup dahi anaknya dengan hati - hati. Takut jika kecupannya akan mengganggu tidur nyenyak Ibrahim. Setelah puas memandangi wajah polos anaknya, Yusuf segera keluar dari kamar itu. Ketika ia berbalik usai menutup pintu, Yusuf di kagetkan dengan kehadiran Sarah di belakangnya. Ibunya itu muncul secara tiba - tiba, membuat jantung Yusuf berdegub sedikit lebih cepat.

"Astaghfirullah Hal adzim mama! Kenapa muncul tiba - tiba sih? Bikin kaget aja." Gerutu Yusuf pelan. Ibunya tidak menanggapi gerutuan itu. Sarah malah menjawab ujaran kekagetan Yusuf dengan pertanyaan.

"Kamu baru pulang?"

"Iya ma."

"Kamu sudah makan?"

"Sudah ma. Tadi Yusuf makan malam sama Klien." Jawab Yusuf.

Sarah mengangguk pelan. "Kamu belum cerita sama mama kenapa tadi wajah Ibrahim sembab pas kamu anter pulang. Tadi juga Ibrahim pulang lebih awal dari biasanya. Mama tanya sama Ibrahim, anaknya gak mau jawab, Ibrahim diem aja. Ada masalah di sekolahnya Ibrahim?" Tanya Sarah.

"Nanti Yusuf ceritain ya ma. Yusuf mau mandi dulu, badan Yusuf gerah banget."

"Huh.. Yaudah sana, mama tunggu di bawah sama papa mu." Sahut Sarah yang langsung mendapat anggukan dari putra tunggalnya itu.

Sepeninggalan Sarah, Yusuf segera masuk ke dalam kamarnya. Pria itu segera meletekan tas kerjanya di atas meja lalu meraih handuk putih yang tergantung di dekat pintu kamar mandi. Yusuf masuk kedalam kamar mandi dan mulai membersihkan diri. Selama proses mandi, Yusuf kembali teringat dengan perkataan Windari tadi siang.

Flashback

Setelah Zulaikha benar - benar keluar dari ruangan itu, barulah Windari mengeluarkan suaranya. "Sebelumnya, atas nama Zulaikha saya minta maaf. Menurut pengakuan Zulaikha, Ibrahim menangis dan meminta seperti ini karena mendapat ejekan dari temannya. Tadi, ketika di kelas, Zulaikha dan seorang guru lainnya mengadakan sesi bercerita bersama. Tema yang mereka ambil adalah tentang ibu. Singkat cerita, Zulaikha menunjuk Ibrahim untuk maju kedepan dan bercerita. Dan ketika hendak bercerita, ada seorang anak yang mengatakan jika Ibrahim tidak memiliki seorang ibu. Oleh sebab itulah Ibrahim menangis lalu berlari keluar kelas. Zulaikha sama sekali tidak tahu mengenai masalah ibu Ibrahim, saya tidak memberitaunya karena Zulaikha bukan penanggung jawab kelas Ibrahim. Masalah tentang ibu Ibrahim hanya saya beritahu kepada bu Dewi, selaku penanggung jawab. Jadi saya harap, anda tidak marah kepada Zulaikha." Jelas Windari.

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang