24

5.6K 575 151
                                    

Haii...

Selamat bermalam Jidis, ehh malam minggu :)

please jangan jadi SIDERS, THANK YOU :)

please jangan jadi SIDERS, THANK YOU :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chap 23 :

"resign?" gumam Hanbin amat sangat pelan, hingga mustahil ada yang mendengarnya.

"diss...., lo bisa dateng kekantor hari ini kan sebentar?, oke gua tunggu"

Mematikan sambungan telfonnya, Hanbin menatap layar ponselnya dengan pandangan terkejut hingga teman temannya yang lain kini menatapnya bingung.

"kenapa bang??? Kak Gadis beneran mau nikah sama Jihoon?" tanya Ajun jenaka dari meja panjang pada Hanbin yang masih berdiri didepan pintu ruang kerjanya.

Belum sempat menjawab, Hanbin atau bahkan semua yang berada diruangan mengangkat wajahnya saat mendengar dehaman dari pintu ruang masuk.

"Bu Rose?"

"bisa saya masuk?" tanya wanita itu ramah, tidak tau semua yang berada didalam hampir menahan nafas melihatnya.

"bo-boleh bu" jawab Hanbin terbata, baru kali ini ruangan mereka didatangi langsung pemilik Waiji, mungkin dulu Park Junsu, selaku ayah wanita dihadapannya ini sering kali mendatangi, namun semenjak beliau dinyatakan sakit dan digantikan dengan anak perempuannya ini, tidak ada lagi yang berceloteh memberi semangat pada divisi IT, yang biasa dilakukan Park Junsu dulu.

Keduanya kini memasuki ruangan Hanbin diikuti tatapan semua divisi IT, tak terkecuali Jeongwoo yang kian menyipit tajam saat pintu ruang Hanbin tertutup sempurna.

Tak lama ia mengetikkan pesan untuk pria yang juga merupakan sepupunya ini.

Ji-Baygon
Kak Rose tumben dateng keruangan IT bang??? Mana masuk keruangan bang Hanbin lagi, kenapa tuh orang?? Serius banget kayanya tadi

.

.

.

.

chap 24

"diss..." panggil Jihoon setelah mereka sampai dibasement gedung Waiji sore ini, keduanya masih tampak enggan membuka pintu mobil karena Jihoon masih ragu untuk ikut melangkah masuk, takut bertemu sang Ayah yang ternyata menyusulnya kejakarta, dan Jihoon yakin kini ayahnya pasti ada didalam bersama sang kakak.

"kalo lo ga berani, mending lo tungguin gua di cafe depan deh ji... Hanbin udah nungguin ini" gerutu Gadis menatap sebal Jihoon yang kini menggaruk tengkuknya.

"gua ikut aja deh, sekalian nyapa bang hanbin, tapi benerkan yang lain udah pada balik?" Jihoon kembali melirik arlojinya yang menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Having a Baby - Park Jihoon (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang