Love is gone - Ben

405 20 1
                                    


Keluar dari gerbang sekolah dengan kepala tertunduk lesu, Ben melihat sekitarnya yang sudah sepi, hanya ada dirinya dan satpam yang sedang menjaga pos. Sudah 3 jam dari bel pulang sekolah, anak itu mendekam dirooftop sekolahnya setelah tadi mendapat surat panggilan orangtua karena 3 hari lalu menghajar 2 kakak kelasnya yang kini sepertinya masih menginap dirumah sakit akibat ulahnya itu.

Ben bingung harus mengatakan apa pada papahnya nanti. Menghela nafas sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya meski berat. Sudah minggu lalu ia habis dicerca oleh kedua orangtuanya perihal hobinya yang kerap mendapat surat cinta dari guru BK. Berkelahi, melakukan aksi balap liar, lalu pernah pulang dalam keadaan mabuk. Kini, ia menambahi daftar kenakalannya yang sebentar lagi ia yakin menjadi pertimbangan untuk kedua orangtuanya agar mencoret namanya atau tidak di daftar pewaris keluarga.

Berjalan seorang diri kearah halte seberang sekolahnya, Ben menyumpal telinganya dengan headset yang kini terputar lagu dari playlist musiknya.

'Don't tell me that your love is gone
That your love is gone'

BRUKK

Ben terkejut saat merasakan dorongan begitu keras dari arah belakangnya, membuat ia terdorong kedepan yang untungnya tidak membuatnya jatuh, pria itu memutar badannya cepat lalu terpana sesaat melihat sosok yang ada dihadapannya saat ini.

Seorang gadis yang sama sama memakai baju SMA, namun sepertinya berbeda sekolah dengannya.

"Sorry sorry, gua-gu..gua buru-buru, gua lagi dike-" gadis itu memelas sambil menetralisir nafasnya, ia bahkan tampak ketakutan dan selalu menoleh kebelakangnya seperti memastikan sesuatu.

"apa? gua ga denger" ucap Ben melepas headsetnya yang memang sedari tadi tidak mendengar ucapan gadis cantik dihadapannya.

"ck, gua-"

"WOYYY, GADISSS" teriak suara pria dari arah belakang mereka namun masih belum terlihat batang hidungnya. Membuat gadis dihadapannya ini semakin ketakutannya saja. Gadis itu menoleh kesegala arah demi bisa mencari tempat persembunyian.

"Lo maling?" tanya Ben melihat ekspresi lawan bicaranya ini.

"Sembarangan lo" pelotot sang gadis yang membuat Ben tak sadar tersenyum melihat wajahnya.

"Terus?"

"nanti gua jelasin, gua pinjem dulu jaket lo cepet, gua ga ada waktu lagi" gadis itu dengan cepat membuang tas sekolahnya kearah semak semak hingga tak terlihat.

"buat apa?" tanya Ben bingung, namun melihat wajah gadis cantik ini ketakutan, ia dengan cepat membuka jaketnya lalu memberikannya.

Ben semakin mengerutkan dahinya bingung begitu melihat gadis cantik itu memakai jaketnya lalu menarik penutup kepala hingga rambut gadis itu tak terlihat dari belakang.

"GADIS PARASAYUUUU, DIMANA LO?" teriak pria itu yang kini terlihat wujudnya oleh Ben dari arah kanan gang, namun sepertinya belum melihat kearahnya.

"Sorry" ucap gadis itu pelan lalu mendekat pada Ben, memutar tubuh mereka hingga Ben yang membelakangi jalan.

"Lo mau apa?" tanya Ben kaget dengan mata melebarnya namun semakin lebar ketika gadis cantik ini berjinjit lalu memegangi kedua sisi pipinya.

"Lo-" suara Ben tidak sanggup lagi keluar ketika merasakan jarak bibir mereka pasti sudah terlampau dekat.

Gadis itu sendiri kini menekan rasa malunya, berusaha membuat sisi wajahnya tidak terlihat saat preman preman yang ia yakini suruhan rentenir tempat ia dan Lisa meminjam uang untuk kebutuhan pengobatan ibu Lisa 3 bulan lalu semakin mendekat. Masalahnya ia ikut terlibat didalam peminjaman itu, menjaminkan bahwa hutang akan lunas 3 bulan, namun tidak bisa sesuai keinginannya, Lisa belum bisa melunasinya dan kini ia pun dikejar rentenir yang tadi menunggunya depan sekolah, ia dan Lisa berlari bersama namun berpisah saat melihat kedua gang yang berbeda di simpang sekolahnya.

Having a Baby - Park Jihoon (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang