23

5.5K 546 69
                                    

Hai, i'm back hehehe

Double Update tanpa menunggu Vote dari yang aku minta wkwkwkwk, seneng ga kaliann??? pede bet saia, oke dehhh jangan lupa VOTE dan KOMENnya... 

 WARNING : RAT 18+ 

"jangan lupa tebus obatnya ya ji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jangan lupa tebus obatnya ya ji..., jangan banyak pikiran dan aktifitas yang buat dia cepat cape, masih hamil muda soalnya" ucap dokter Wendy diakhiri senyum manis dokter muda itu.

"makasih dok" balas Jihoon masih mengamati Gadis yang masih saja belum sadarkan diri walau baru saja disuntik vitamin oleh dokter Wendy.

"saya pamit pulang dulu" Dokter muda itu membawa tas besarnya dan berjalan keluar kamar yang diikuti Jihoon hingga diambang pintu apartemennya.

"sekali lagi makasih dokter, bayarannya nanti saya transfer sendiri, tolong rahasiain ini dari keluarga saya" cemas Jihoon yang membuat Wendy hanya mengangguk serta tertawa geli.

"aman... saya selalu bisa jaga rahasia pasien saya, kalo gitu saya pergi" pamit Dokter itu dan berlalu kearah lift apartemen.

Jihoon menghembuskan nafasnya lelah lalu menutup pintu dan kembali kekamarnya, melihat Gadis masih saja setia menutup matanya, entah apa yang membuat wanita itu memilih memasuki lemari pakaiannya.

Berjalan mendekat lalu ikut membaringkan dirinya disamping Gadis, Jihoon mengusap surai wanita itu pelan.

"jangan sakit, gua ga suka liat lo sakit diss" lirih Jihoon dan menggengam sebelah tangan Gadis lalu menariknya untuk dikecup lama punggung tangan yang terasa hangat ini.

Jihoon kembali melirik tubuh Gadis yang kini sudah berbalut kausnya, terlihat sedikit kebesaran untuk ukuran tubuh Gadis namun terlihat menggemaskan bagi Jihoon, inipun dokter Wendy yang membantunya mengganti pakaian Gadis yang lembab itu.

Jika tangan kanannya menggenggam erat sebelah tangan Gadis, maka kini tangan kirinya turun untuk mengusap pelan perut rata wanita ini.

Gerakan itu lambat laun menjadi pelan, Jihoon perlahan memejamkan mata merasakan kantuk yang menyerangnya akibat lelahnya tubuh serta pikirannya.

---oOo---

"kamu udah ketemu sama Jihoon?" pertanyaan Park Junsu yang tak lain adalah ayahnya, membuat langkah Rose terhenti saat baru saja akan melewati ruang tamu rumah.

"udah yah..." jawab gadis itu lirih dan memilih bergabung dengan ayahnya diruang tamu.

"lalu gimana? Ada perempuan itu disana?" pertanyaan dengan nada dingin ayahnya membuat Rose mengeratkan genggaman pada tali tasnya sendiri tanpa berani menatap mata ayahnya.

"ga ada, Jihoon sendirian yah"

"kamu harus nyingkirin wanita itu dengan cara apapun rose, ayah ga mau ikut campur, rencana tentang Jihoon ini ga bisa gagal, karena keuangan kita sekarang yang limit" desahan diakhir kalimat ayahnya membuat Rose memejamkan matanya sesaat lalu merogoh tasnya mengambil ponsel.

Having a Baby - Park Jihoon (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang