Bonchap

5.9K 386 40
                                    

Hai Gengs...

Komen dong yang udah baca Chap 30 di KK

Terimakasih ya sebelumnya atas support kalian :)

maaf kalo aku buat chap 30 berbayar, dari yang ngikutin dari lama kayanya baru inikan berbayar :')

Untuk malam ini aku mau bagi 3 Voucher Free chap 30 - End
(gampang kok, jawab pertanyaan aja...)

"ke kota mana Jihoon membawa Gadis pergi setelah insiden penculikan Gadis malam itu?"

jawab dikomen ya..., nanti aku DM kode Vouchernya :)

Membuka matanya secara perlahan, ia mencoba membiasakan cahaya yang tiba tiba menyerang retinanya, merasakan ngilu dibagian pundaknya dan juga pening pada kepalanya, berusaha mengenali dimana sekarang ia berada.

"udah sadar lo?"

Menoleh dan mendapati sepupunya itu, Ben, mendekat kearah brankarnya, Jihoon mencoba mengingat ingat kenapa ia bisa berada ditempat ini, ia jelas tau sekarang ada dikamar rawat inap. Bau obat-obatan serta selang infus sudah cukup menjelaskan dimana ia berada sekarang.

"Gadis" ucap pria itu serak saat ia mulai mengingat rangkaian kejadian sebelum terbangun di tempat ini.

"Gadis pingsan, lo istirahat dulu, bahu lo luka tuh" Ben yang kini memang sudah ada disamping brankar, menunjuk kearah bahu kiri Jihoon yang terdapat lilitan perban disana.

"Dia gapapakan?" tanya Jihoon masih dengan suara seraknya yang membuat Ben menyipitkan matanya tajam.

"ga usah banyak bacot dulu deh ji, suara lo serak begitu, Istri lo gapapa kok, anak lo juga, sekarang dia lagi dibawa keruang persalinan, tadi sih udah sadar terus ga lama perutnya mules, makanya langsung dibawa kesana-" ucapan Ben terhenti saat Jihoon tiba tiba berusaha mendudukkan dirinya sambil melepas jarum infus pada lengannya dengan gerakan panik.

"Lo gila!!!, masih luka Ji, udah istirahat dulu, ada orangtuanya juga kok disana, bokap lo sama rose juga disana" tambah Ben setelah berhasil menepis tangan Jihoon yang tadi hendak melepas jarum infusnya.

"gua mau nemenin Gadis"

"iya gua tau lo sayang banget sama bini lo, tapi liat juga kondisi lo lemah begini, itu lo ingetkan bahu kena tembak, jadi-"

Jihoon tidak memperdulikan lagi ucapan Ben, ia dengan cepat menurunkan kakinya dari atas brankar lalu membawa botol infus ditangannya kearah luar kamar rawat inap.

"Ji..., lo masih lemah, denger gaa" Ben yang tidak mampu mencegah Jihoon hanya mengeram kesal saat sepupu keras kepalanya itu pergi melewatinya begitu saja dengan langkah lemasnya.

"Dis" lirih Jihoon seraya berjalan dilorong rumah sakit dengan wajah pucat serta langkah pelannya, berusaha menahan kuat sakit pada tubuhnya demi melihat wanita kesayangannya itu.

Jihoon pikir ia akan mati ditangan Yuta dan anak buahnya, namun ia ingat, ada Ben yang datang menolongnya semalam, entah darimana sepupunya itu tau keberadaannya semalam, ia belum sempat mengucapkan terimakasih pada Ben.

"Lo tuh yaa..., dibilangin masih lemah, keras kepala banget sih" omel Ben yang datang dari belakangnya kini merangkul pria itu agar tidak terlalu letih saat berjalan.

"gua mau liat Gadis, dia pasti butuh gua" ucap Jihoon yang masih mengeluarkan suara seraknya dan kini maniknya sedikit berbinar saat melihat ayahnya dan juga sang kakak tengah berdiri cemas didepan ruang persalinan, dimana orangtua Gadis?

Having a Baby - Park Jihoon (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang