Haiii aku kembali, tanpa menunggu 200 vote yang mungkin lama banget dapetnya wkkwkwkwkwk
tapi gengs, setelah chap yang ini... aku pengen nunggu semua chap dapet 200 vote dulu baru update lagi :) soalnya lagi ngerjain ceritanya Asahi dan Yoshi juga... jadi yang belum follow... cus follow, karena bakal ada 2 cerita yang bakal aku update, walau belum tau kapan, karena nunggu PWTMBB selesai dulu huhuhu, bersangkutan semua soalnya nanti :) genrenya romance juga kok, cuma maap maap aja yeee cerita aku kebanyakan bakal 17+ semua hehehe... maklum yaa authornya juga udah 17+ soalnya :)
oke dehh langsung aja, jangan lupa vote dan komennya kawan kawan :)
.
.
~Happy Reading~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BRAKKK...
"Lo punya sopan santun ga jiii??" kesal Rose pada adiknya yang baru saja membuka pintu ruangannya dengan kasar, dilihatnya secarik kertas ditangan sang adik dan mata itu yang menatapnya tajam.
"lo kan yang bikin gua dimutasi ke bali?" geram Jihoon melempar asal kertas yang sedari tadi dipegangnya ke meja kerja sang kakak.
Menghela nafasnya sesaat, Rose memilih menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi dengan tangannya yang bersidekap.
"jawabb kakkk" bentak Jihoon kesal.
"iya gua, kenapa? Lo keberatan?"
"jelasss" tandas Jihoon cepat.
Mendengus sinis, Rose kini menatap sang adik tepat dimatanya dengan tajam, dan penuh intimidasi.
"gua bukan minta lo jadi karyawan tetap anak IT ya jiii.... lo disini gua suruh buat pelajarin kantor dan orang-orangnya, gua rasa waktunya udah cukup lo belajar disini, jadi gua pindahin lo ke bali, buat belajar ngelola property dan hotel yang baru dibangun sama teddy"
"gua yakin alasan lo ga Cuma ini doang" sinis Jihoon kini memilih duduk sofa yang tak jauh dari meja kerja sang kakak.
Berdiri dan berjalan menghampiri Jihoon, kini Rose duduk di sofa sebrang sang adik dengan tampang tenangnya.
"emang" jawab wanita itu singkat, sembari tangannya mengambil cangkir teh yang tersedia di meja depan sofanya, lalu menyesapnya sedikit.
"udah gua duga, apaa? Gadis?" tanya Jihoon dengan pandangan tajamnya yang tak lepas pada sang kakak.
"gua ga tau namanya, tapi yang jelas, gua asli muak sama kelakuan dia tadi pagi, Hahhh... gua ga tau dia mikir apa soal hubungan kita yang mungkin mencurigakan dikantor, tapi yang jelas, dia dengan bangganya bilang abis dari apart lo" kini Rose balik menatap adiknya dengan tajam, yang ditatap mendadak kaku mendengar ucapan kakaknya.