03

5.1K 587 76
                                    

Isie membuka perlahan jendela kamarnya. Seekor burung hantu berwarna putih dengan corak coklat menghiasi bulunya itu terbang masuk kedalam kamarnya. Dikaki burung hantu itu terdapat sebuah surat dan kantung.

Isie mengambil kedua benda tersebut, lalu membarikan remahan roti kepada burung hantu miliknya itu. Ia berjalan mendekati ranjangnya, duduk mengamati surat yang ada ditangannya.

Surat itu sangat jelas ditunjukkan untuk dirinya. Namanya tercetak jelas disurat itu beserta dengan cap milik keluarganya yang berlambang MB. Isie segera membuka surat itu dan membacanya.

Denara Alsie Moonbeam.

Gunakan galleon itu sebaik-baiknya dan jangan boros. Satu lagi, tingkatkan belajarmu.

Mommy.

Isie menghela napasnya gusar. Tatapan matanya beralih pada selembar kertas lagi yang terselip di amplop tersebut. Itu adalah surat ijin untuk para murid tahun ketiga kunjungan ke Hogsmeade.

Ia meletakkan surat itu kemudian berjalan ke lemari pakaian miliknya, memilih dan mencocokkan pakaian yang akan ia gunakan untuk kunjungan ke Hogsmeade besok. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Dan untuk pesan yang ditulis oleh ibunya itu, ia tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula jika Isie mengirimkan surat dan meminta galleon lagi pada orang tuanya mereka akan segera mengirimnya tanpa menunggu. Dan urusan belajar, pikirkan nanti yang penting saat ini untuk Isie adalah tampilannya yang harus sempurna untuk acara besok.

Δ®

Isie dan ketiga temannya asik berpindah dari satu toko ke toko lainnya yang ada di Hogsmeade menghabiskan galleon yang mereka punya untuk membeli apapun yang mereka sukai.

Sebagian besar dari mereka adalah membeli makanan. Karena bagi mereka perut mereka menjadi prioritas utama dari yang lain. Perut kenyang hati pun senang.

Setelah puas berbelanja mereka kembali ke Hogwarts meletakkan barang-barang mereka dan sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Cuaca sedang sangat dingin karena sudah memasukki musim dingin. Ketiga teman Isie memutuskan untuk menghangatkan tubuh mereka di common room, berbeda dengan Isie. Ia memilih untuk berjalan-jalan disekitar Hogwarts.

Jika ia sedang bosan dengan ketiga temannya, Isie lebih memilih untuk mengelilingi Hogwarts. Mencari berita baru yang dapat ia ceritakan pada teman-temannya nanti atau sekedar menikmati suasana Hogwarts.

"Apa kau gila?!"

Isie segera berlari menghampiri sekelompok anak-anak itu. Ia berjongkok membantu seorang gadis untuk bangun.

Gadis itu nampak sangat ketakutan, tubuhnya yang bergetar dengan derai air mata diwajahnya.

"Oh lihat, ada seorang pahlawan perempuan yang datang." Ejek salah satu dari mereka.

"Dengar, sebaiknya kau pergi. Karena kami tidak ingin bertengkar dengan Hufflepuff."

Isie maju, menarik kerah Mattheo. "Lalu kenapa jika aku Hufflepuff? Kau pikir aku lemah?" Teriak Isie pada Mattheo.

Bukannya takut, Mattheo dan teman lainnya justru tergelak tertawa melihat tingkah Isie yang bisa dibilang terlalu berani.

"Jadi kau tidak takut denganku?" Tanya Mattheo dengan tenang. Perlahan ia melepaskan tangan Isie yang menarik kerah bajunya dengan lembut.

PROPINQUITY || Mattheo Riddle [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang