"Satu, dua, tiga. Bepencar."
Ke-tiga manusia yang jarang terlihat itu berlari kesana-kemari. Menjauh satu sama lain mencari tempat persembunyian.
Seharusnya tidak susah jika mencari tempat persembunyiam di Hogwarts. Melihat lokasi Hogwarts yang besar dan luas.
Mereka bersembunyi meninggalkan Justin yang menjaga. Mereka bersembunyi disembarang tempat, agar Justin tidak dapat menangkap mereka.
"Aku akan mulai mencari kalian." Teriak Justin.
Susan dan Ernie sudah tenang karena mereka sudah mendapatkan tempat persembunyian yang mereka rasa aman. Dan Justin pasti tidak akan dapat menangkap mereka.
Berbeda dengan Isie, gadis itu berlari kesana kemari mencari tempat yang sangat pas untuk bersembunyi. Ia kapok karena sejak tadi ia terus yang menjaga karena selalu berhasil ada yang menangkapnya. Kini giliran dia yang bersembunyi. Maka dari itu, ia bertekad akan berhasil kali ini.
"Heii..... mpphh."
Ia terus memberontak merasakan tubuhnya ditarik oleh seseorang terlebih kali ini mulutnya dibekap kuat hingga untuk bernapas pun sulit untuk Isie.
"Shhh, tidak akan ada yang menemukan kita disini." Bisiknya didepan wajah Isie.
Isis membulatkan matanya. Terkejut tentu saja karena ditarik begitu saja. Hampir saja ia merapalkan mantra ada lelaki tersebut.
Mattheo melepaskan tangannya dari mulut Isie saat melihat wajah kekasihnya itu memerah. Entah karena malu atau karena kekurangan napas.
Mattheo mencuri ciuman singkat dipipi Isie. Gadis itu semakin memerah malu, ia menundukkan kepalanya. Jujur saja ia sedang melayang saat ini.
Mattheo terkekeh, ia memeluk badan Isie yang sedang menyembunyikan wajahnya didada bidangnya itu. Ia hirup dalam-dalam wangi tubuh Isie yang menjadi candunya selama ini.
Pelukan itu berlangsung lama. Keduanya merasa nyaman dalam pelukan satu sama lain hingga tidak ada yang berniat untuk melepaskan pelukan tersebut.
"Kenapa mereka lama sekali?" Tanya Isie memecahkan kesunyian diantara keduanya.
"Sudah aku katakan, tidak akan ada yang menemukan kita disini."
Isie mengangguk. Masih memeluk erat Mattheo.
Lelaki itu sesekali menciumi kepala Isie. Sungguh ia tidak pernah merasa segemas ini pada seseorang hingga rasanya ia ingin memakannya saat ini juga. Ia perlahan melepaskan pelukannya, namun Isie masih bersusah payah untuk menahan pelukan itu.
Mattheo sedikit kesal karenanya, ia menarik paksa tubuh Isie hingga kepala Isie membentur dinding dibelakangnya.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja." Tangan Mattheo terulur untuk mengelus kepala Isie. Ia meniupnya.
Isie menghela napas, kekasihnya itu terlalu berlebihan. Padahal ia sama sekali tidak merasa kesakitan. Tapi biarlah, ia juga menyukai perlakuan lembut Mattheo padanya.
Kedua mata mereka bertemu, dengan ruangan sempit yang mereka tempati sekarang memang agak susah untuk bergerak terlebih untuk dua orang. Tubuh mereka sudah sangat dekat hanya berjarak beberapa inci.
Mattheo segera melahap bibir penuh Isie. Oh demi Tuhan ia merindukan rasa manis bibir gadisnya. Perlu waktu dan usaha hanya untuk mendapatkan kesempatan ini.
Jadi ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Tangannya yang awalnya berada dikepala Isie, kini berpindah dikedua rahang Isie. Ia memegangnya dengan lembut tetapi kuat, agar Isie tidak melepas begitu saja tautan mereka. Lumatan demi lumatan, hingga lidah mereka bersatu didalam mulut mereka. Ludah mereka tanpa disadari oleh keduanya keluar dari mulut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROPINQUITY || Mattheo Riddle [ END ]
FanfictionYou really are the apple of my eye _______________ seluruh cerita milik JK Rowling. kecuali Oc. cerita sedikit berbeda dengan aslinya. Dan Mattheo Riddle adalah karakter ciptaan @yasmineamaro