35

2.2K 217 1
                                    

W A R N I N G 1 8 ++




"Kemana kau akan pergi dengan pakaian itu?" Tanya Mattheo.

Isie memperhatikan penampilannya. "Apa yang salah dengan pakaianku?"

Mungkin menurutnya apa yang ia pakai tidak salah, namun untuk Mattheo itu terlihat benar-benar salah. Karena Isie, hanya memakai pakaian mini dress berwarna coklat muda dengan tali lengan yang sangat kecil yang nyaris hanya seperti tali yang hanya menggantung dipundaknya, dengan bagian punggungnya yang terbuka dan sangat menampilkan belahan dada wanita itu.

"What the hell are you wearing?" desis Mattheo mencengkram lengan Isie.

"A couple thuousand pound of mine."

Mattheo mendorong tubuh Isie ketembok, menghimpit tubuh gadis itu. "Don't provoke me."

"Why?" Ucap Isie menyentuh rahang Mattheo yang nampak mengeras. "Are you afraid that i am too good at it?"

"Kau-" Mattheo sungguh tidak dapat mengatakan apapun lagi. Ia sangat tidak suka dengan apa yang Isie pakai. Pakaian tersebut layak disebut belum jadi karena benar-benar menampilkan hampir seluruh tubuh wanita itu.

"Bye, honey." Isie memajukan wajahnya hendak mencium lelaki itu namun ia urungkan untuk mengerjai Mattheo. Lalu ia mendorong tubuh lelaki itu dan pergi meninggalkan apartemen miliknya untuk bersenang-senang dengan teman-temannya.

Mengurus Mattheo ternyata tidak segampang itu, ia harus mengeluarkan tenaga ekstra. Karena terkadang Mattheo bersikap sebagai seorang laki-laki dan terkadang ia bisa berubah menjadi sosok anak kecil yang benar-benar tidak lucu bagi Isie. Jadi ia membutuhkan pesta ini untuk menenangkan dirinya dan menjauh dari Mattheo untuk sementara waktu.

Sementara Mattheo nampak melemparkan segala barang-barang yang ada disekitarnya. Ia benar-benar marah pada Isie, namun ia juga tidak memiliki hak untuk melarang apa yang wanita itu ingin pakai dengan uangnya sendiri. Seharusnya disini dirinyalah yang harus sadar diri karena sudah merepotkan Isie.

Ia memutuskan untuk menunggu Isie yang entah akan kembali kapan atau yang lebih buruknya adalah ia tidak pulang malam ini.

23.00

00.00

01.30

03.17

Suara ketukan pintu membangunkan Mattheo, ia segera bergegas untuk membuka pintu. Ia sempat melirik jam dinding, kemarahan kembali muncul dalam dirinya.

"Ooh, hiii." Sapa Isie melambaikan tangannya.

Mattheo segera menangkap tubuh Isie yang ambruk. Ia menarik napasnya dalam-dalam. Sesuai dugaannya Isie akan kembali seperti apa.

"Ups, maaf. Aku tidak bisa menyeimbangkan diriku, segalanya terasa berputar dalam kepalaku." Isie segera mendorong tubuh Mattheo dan berjalan masuk kedalam apartemennya.

Mattheo menutup pintu. "Kenapa kau baru pulang?"

"Air, jus, wine? dimana wine?" Racau Isie berjalan kedapur membuka setiap laci dan lemari disana. "Apakah rumah ini tidak memiliki wine setetes saja?" Ucapnya frustasi.

"Mana aku tahu, ini apartemen milikmu."

"Oh, benarkah?" Isie tertawa, sementara Mattheo masih diam memperhatikan wanita itu.

"Alsie, stop."

"Why?!"

"Because you're drunk. Dan aku tidak ingin kau semakin mabuk." Mattheo melemparkan botol whiskey yang Isie temukan.

PROPINQUITY || Mattheo Riddle [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang