W A R N I N G 18+
Aku duduk diranjang, memperhatikan gadisku yang tengah melihat-lihat bahkan membongkar isi kamar milikku. Beberapa kali Isie protes karena ada barang yang berada tidak pada tempatnya, ia juga mengubah tata letak beberapa benda sehingga terlihat menjadi lebih baik.
Aku tidak protes akan hal itu sama sekali, justru aku senang saat bibir Isie terbuka untuk memarahiku. Saat ia sibuk melakukan apa yang ia suka, aku membayangkan bahwa Isie sudah resmi menjadi istriku.
Pandangan Isie teralihkan pada benda kotak yang ada diatas lemari, ia berusaha untuk mengambil kotak itu. Aku mengikuti arah pandang Isie, terkejut saat ia menyadari kotak tersebut. Segera aku bangkit dari ranjang dan menghampiri Isie.
"Bisa kau ambilkan kotak itu?"
"Itu hanya kotak biasa, lupakan saja." Aku menjawab pertanyaannya, sembari melingkarkan kedua tanganku dipinggangnya yang ramping.
"Apa isinya?"
"Tidak ada. Sudah aku bilang lupakan saja."
"Maka dari itu ambilkan saja." Ucap Isie sedikit menekankan kata-katanya.
Aku melepaskan dekapanku, membalikkan tubuh Isie agar menghadap kepadaku. Aku tak suka ketika ia membantah ucapanku. Bukan hanya dia, aku tidak suka dibantah. Dapat aku lihat Isie mulai diam dan sedikit ketakutan.
"Baiklah akan aku lupakan."
Aku senang dia mengerti diriku, aku tersenyum mencairkan suasana. Aku segera menarik rahang Isie. Oh, bibir lembut itu benar-benar menjadi canduku sejak dulu, sekarang dan selamanya. Aku melumatnya semakin liar dan menuntut, susah bagi Isie untuk mengimbangi. Lidah kami saling menari didalam mulut keduanya. Sesekali aku menggigit bibir Isie yang mulai tertutup agar terbuka kembali. Karena aku masih belum ingin menyelesaikan permainan ini.
Aku beralih turun pada leher jenjang Isie, ku hisap kulit leher Isie hingga tertinggal jejak cintaku disana. Hanya aku yang dapat membuat tanda itu dileher mulus gadisku. Aku merasakan tangan Isie yang menarik rambutku memberi tahu kepada ku kenikmatan yang ia terima.
Tidak puas hanya dengan itu, aku turun kembali semakin turun hingga ke buah dada Isie yang sedikit terbuka, aku menyadari apa yang aku lakukan. Aku menghentikan apa yang aku lakukan. Ku tatap Isie yang tengah mengatur napasnya.
Sudah lama sekali aku menginginkan hal ini, sudah lama aku menahannya. Aku ingin merasakan diriku didalamnya. Memberi kenikmatan yang hanya bisa aku berikan kepadanya.
Aku tahu aku pria brengsek yang tidak pantas untuk gadis baik seperti Isie. Tapi bagaimana pun, ia adalah kekasihku. Dalam sebuah hubungan, bercinta adalah hal yang aku inginkan.
Namun, setelah aku lihat dimata Isie, aku melihat keraguan disana. Aku tidak ingin merusak gadisku, aku juga tidak akan memaksa dirinya untuk memenuhi keinginanku. Aku memilih untuk pergi meninggalkan dirinya.
Namun belum sempat aku melangkah, tangannya mencegahku. Aku berbalik dan menatapnya.
"Ada apa?"
"Umm ... I'm a virgin." Dia berkata padaku.
Aku tau hal itu dan kau tidak perlu mengatakan hal itu, honey.
"Lalu?"
"Aku hanya ingin memberitahumu sebelum kita melakukan hal lebih ..." Ia mengatakan hal itu berbisik, tapi aku masih dapat mendengarnya.
"... You won't touch me then." Ia semakin berbisik. Sangat rendah.
God, dia benar-benar menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROPINQUITY || Mattheo Riddle [ END ]
FanfictionYou really are the apple of my eye _______________ seluruh cerita milik JK Rowling. kecuali Oc. cerita sedikit berbeda dengan aslinya. Dan Mattheo Riddle adalah karakter ciptaan @yasmineamaro