Pukul 02:30 dini hari, Gavriel mundar mandir didepan ruang persalinan Clara, pikirannya sangat kalut. Ia sedih, takut, cemas dan bahagia bercampur menjadi satu.
Gavriel jelas terlihat acakadul, masih mengenakan kolor hitam, dan bagian atas tanpa busana dan rambut yang ia acak, dan remas beberapa kali menjadi kusut dan acak acakan.
"Buset! Acak acakan banget lo, Gav!"
Seseorang membuat Gavriel menoleh, Reinal tengah tertawa padanya, namun, Gavriel tak memperdulikannya yang jelas sekarang ia tengah khawatir dengan Clara.
"Bisa bisanya lo ketawa, bang! Gak tau gue lagi ketar ketir apa."ketus Gavriel, Reinal kembali tertawa sembari menepuk pundak polos Gavriel.
"Lo tenang aja, gue yakin Clara gak bakal apa apa."ujar Reinal
"Ini kenapa lo gak pake baju, njir!"lanjutnya."Karena gue panik, mana sempet pake baju!"balasnya.
"Ck, mata istri gue ternodai!"ujar Reinal menutup mata Lesya disampingnya.
"Kamu apa apansi! Gelap tau."kata Lesya menepis tangan Reinal.
"Gavvv, kamu pakai baju dulu, nak. Nanti masuk angin!"ujar Rena memberi kaos oblong abu pada Gavriel.
Gavriel menerimanya dengan cepat ia memakainya, lagian cuaca malam dini hari ini sangat dingin.
Ceklekk
Suara pintu yang terbuka membuat atensi mereka teralihkan. Seorang dokter dengan pakaian dinas yang lengkap keluar menghampiri mereka.
"Siapa suami dari ibu Clara?"tanya Dokter itu, karena bingung dengan dua lelaki muda dihadapannya.
"Sayaa bu"ujar Gavriel mendekati dokter itu.
Dokter itu mengangguk. "Bu Clara sudah memasuki pembukaan tujuh sebaiknya, anda menemani ibu Clara, dia membutuhkan anda."ujar Dokter itu.
Gavriel meneguk ludahnya sesaat, ayolah kenapa ia jadi parno begini. Tak mau memusingkan itu ia segera menorobos masuk kedalam ruangan.
"Kakkk..."
Gavriel tersenyum untuk menguatkan. Ia mendekat dan menggenggam tangan Clara.
"Kenapa nangis?"
"PAKEE NANYAAA LAGI, SAKITTT INIIII AHKKK!!"pekik Clara tak tertahan, menjambak rambut Gavriel kencang.
Lagian! Kenapa pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Gavriel!
Gavriel meringis kepalanya seakan mau copot merasakan jambakan dari Clara, ternyata kekuatan wanita saat hendak melahiran sangat berkali kali lipat.
"A-aku nanya aja sayang, biar kamu gak tegang!!"lirih Gavriel. Clara hanya memukul dadanya pelan.
"Pembukaan sudah sempurna, ibu jangan dulu mengejan jika tidak ada intruksi dari saya!"
"Aaaa takut kak..."lirih Clara mengeratkan genggamannya.
"Gakpapa sayang, ada aku. Kalau kamu mau nangis nangis aja, sekarang gakpapa."
Gavriel terus menenangkan Clara, tangannya menggenggam tangan dingin Clara. Sesekali mengusap keringat yang mengalir dari dahi Clara.
"Shhh, sakittt"ringis Clara hampir tak terdengar.
"Sekarang sudah boleh mengenjan, ayok bu tarik nafas lalu buang dengan perlahan."
Clara menuruti ucapan Dokter, mengeratkan genggamannya saat ia mulai mengenjan berusaha mengeluarkan bayi yang sembilan bulan berada diperutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY IS MY HUSBAND
Подростковая литература[ FOLLOW AKUN SEBELUM BACA ] Follow ig : dswita0812 #Frist Story _______________________________ 'Pada akhirnya kita akan jatuh cinta pada orang yang tak terduga duga'- Clara & Gavriel Sebuah perjodohan membuat hidup dua orang yang berbeda jenis it...