EXTRA PART || 02

29.9K 1.4K 109
                                    

"Loh? Papah na ndak terja?"

Gavriel yang tengah menonton tivi menoleh pada putrinya yang sepertinya baru bangun tidur, piyama putih bercorak beruang itu juga masih melekat ditubuhnya.

"Enggak, sekarang kan hari minggu,"ujar Gavriel.

"Mamah temana toh? Tok sepi?" Zeya celingak celinguk mencari keberadaan sang mamah.

"Mamah lagi kedepan, beli sayur,"

Zeya menggut manggut mendekati papahnya lalu merentangkan tangan. Gavriel mengangkat tubuh Zeya mendudukan dipaha nya.

"Papah, danti tvna. Eya mo liat masha,"

Gavriel menggeleng, melatakan dagunya dikepala sang putri. "Papah lagi liat bola, Zeya jangan ganggu,"

"Aaaaaa papahna ndak mo nalah sama Eya na,"rengek Zeya.

"Biarin,"

"Loh papah udah ndak sayang sama Eya toh?"

"Kalau iya kenapa?"

Zeya menurunkan bibirnya. Memukul mukul dada bidang Gavriel yang polos. "Papahna jahat Eya, ndak suka!!!"

"Biarin biar mamah kamu aja yang suka,"

"Huwaaaa papah na jahatt!!!"pekik Zeya menangis. Sementara Gavriel tertawa puas telah mengerjai anaknya.

"Loh? Zeyaa kenapa nangis?" tanya Clara tiba tiba datang. Raut wajah Gavriel berubah pias.

"Hikss mamahhh" Zeya merentangkan kedua tangannya meminta digendong.

"Anak mamah kenapa nangis, hm?" tanya Clara mengusap air mata yang membasahi pipi gembul anaknya.

"Papah ndak sayang Eya lagi, mamahh!" rengek Zeya menenggelamkan kepalanya dileher sang Mamah, mendudukkan diri disamping Gavriel.

Clara menatap Gavriel tajam, sementara Gavriel pura pura sibuk menonton televisi. Clara geram! Ia mencubit perut sixpack milik Gavriel.

"Shhhh.." ringis Gavriel pelan.

"Udah ya Zeya jangan nangis, nanti papah kita sunat lagi, okay?"

Zeya mendongakkan kepelanya dengan sesungukan ia menatap bingung Mamanya.

"Sunat itu baimana? Eya ndak tahu," tanya Zeya polos.

Gavriel dan Clata melotot, salah ngomong ini mah. Keduanya diam masih menyusun kata, untuk memberi penjelasan pada Zeya yang memang tipikal orang yang kepo dan polos itu.

"Emm, s-sunat itu...apa ya pah?" tanya Clara menyenggol lengan Gavriel.

Gavriel menoleh cepat kearah Clara. Menatap istrinya seakan berbicara 'kok aku?'

"Emm pokoknya ada lah. Kalau kamu udah besar pasti tahu." ujar Gavriel cepat.

Zeya manggut manggut walaupun masih kepo. Tapi tunggu besar ajalah.

"Papah sekalang libul toh?"

"Iya, kenapa?"

"Temenin Eya main tayangan papah. Masa waktu itu sapila sama temen temen yang lain main tayangan tapi Eya tuma iat aja,"

"Ya ngapain diliatin aja.kamu juga ikutanlah main,"

"Tapi toh Eya ndak bisa papah.tayangan na ndak telbang telbang."

"Layangan kan gak punya sayap makanya gak terbang," ujar Gavriel terdengar menyebalkan ditelinga Zeya.

Zeya mengerucutkan bibirnya. Kembali menyelusupkan wajahnya dileher mamah nya. "Papah neselin mamah,"

BADBOY IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang