|| PROLOG ||

100 19 6
                                    

Gadis berumur tiga belas tahun dengan rambut di kuncir kuda menggunakan pita berwarna merah itu berlari ke tengah lapangan menghampiri lelaki enam bulan lebih muda darinya yang masih bermain bola. Wajah lelaki itu sudah di penuhi keringat membuat sang gadis meneguk salivanya susah payah saking tak kuasa melihat makhluk ciptaan Tuhan yang sangat sempurna di matanya.

“ALVEN!”

Sang pemilik nama menoleh, kemudian menautkan alisnya karena tumben saja Aileen berlari tergesa ke arahnya yang masih bermain bola.

“Aileen suka sama Alven!”

Setelah mengatakan kalimat itu, Aileen langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Dipastikan pipinya sudah seperti memakai blush on saking malunya, untung di lapangan ini hanya ada keduanya.

“Kenapa?” lelaki itu malah melontarkan pertanyaan. “Aku gak ganteng, gak pinter, kenapa kamu bisa suka sama aku?”

Merendah untuk di sleding ni orang!

Aileen kecil mengerjap polos. “Emang kalau suka sama seseorang harus kayak gitu, ya?”

Alvin menggeleng sebagai jawaban. “Aku juga suka sama kamu, Aileen. Tapi kita masih kecil, sama udah berteman lama juga. Jadi aku gak mau pacaran.”

“Aku mau tetap sama kamu, Aileen.”

BUKAN Friendzone!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang