|| Chapter 17 ||

12 2 0
                                    

Langkah Alven terhenti, tubuhnya mematung di tempat. Mata pria itu tak berkedip sedikitpun, menatap objek di depannya yang tengah berlari menghampiri sembari merentangkan tangan mungilnya.

Senyum Aileen mengembang, dengan baju olahraga Starschool dan rambut yang di cepol ke atas. Kecantikan gadis itu semakin terpancar.

 Kecantikan gadis itu semakin terpancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Damagenya, bos!

Ah, Alven jadi tak ingin berbagi dengan orang lain.

Alven membalas pelukan Aileen, erat sekali. Dihirupnya dalam-dalam aroma tubuh gadis itu yang selalu membuatnya candu.

Bukan aroma parfum ataupun sabun, itu murni dari tubuhnya.

"Gimana persiapannya?"

Bagaimanapun, Alven tak bisa melarang keinginan Aileen yang keras kepala untuk mengikuti lomba lari. Ia hanya bisa mendukung dan menjaga diam-diam.

"Aileen udah siap seratus persen!" riangnya.

Aileen menyentuh bandana yang terikat di kaos futsal Alven. "Alven jadi kapten?"

Alven mengangguk, membuat wajah Aileen semakin cerah. "Wah, calon suami Aileen emang hebat!"

"Gak kalah hebat sama kamu."

Ctak! Tengkuk Alven disentil seseorang, dan sang empu tentu tahu siapa pelakunya.

"Sekolah orang, Ven, sekolah orang. Jangan bucin dulu."

Alven mendelik mendengar ucapan Radhika, dalang yang menyentil tengkuknya. "Sekolah cewek gue."

"Hai, Dhika! Hai, Nathan! Hai, Keano! Udah lama gak ketemu, Aileen kangen."

"Hallo, Aileen," serempak Radhika, Nathan dan Keano membalas sapaan Aileen.

Mata Alven memicing. "Gak boleh kangen sama orang lain," peringatnya pada Aileen. Walaupun gadis itu mengatakan rindu pada teman-temannya, tetap saja Alven cemburu!

"Ih, egois!"

"Tahu, Alven jangan di temenin," sahut Radhika. "Yok masuk, Leen, anggap aja sekolah sendiri." Radhika dan Keano merangkul bahu Aileen, dengan gadis mungil itu yang berada di tengah.

"Emang sekolah Aileen!" semprot gadis itu gemas.

Nathan menepuk bahu Alven sekali yang tengah menatap nanar gadisnya digiring oleh Radhika dan Keano. "Sabar, Ven. Hidup emang berat."

BUKAN Friendzone!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang