Maafkan, sungguh saya lupa kalau cerita ini masih menggantung hehehe.. maklum lah, banyak peristiwa terjadi dalam hidup saya beberapa waktu belakangan ini. Bersyukur masih bisa berdiri tegak setelah memutuskan melepas apa yang selama puluhan tahun menjadi pegangan, sumber penghasilan. Berat.. sangat, tapi menurut saya itu keputusan terbaik.
Saya sempat mengalami mental block juga, hampir dua bulan tidak menulis sama sekali. Lihat laptop aja berasa berat banget, kayak trauma gitu... Sejak pandemi, saya dipaksa menghadapi laptop hampir sepanjang hari. Efeknya terasa sekarang..
Semoga kedepan, saya bisa lebih semangat lagi. Apalagi membaca cerita ini lagi, membaca komentar teman-teman yang merindukan cerita ini clear, semangat saya naik lagi. Terima kasih atas dukungan teman2.
Jujur membaca ulang cerita ini, saya jadi bingung, dan bertanya-tanya, bagaimana saya bisa menulis cerita serunut itu? Penuh liku-liku yang sulit saya bayangkan. Ini cerita yang membuat saya puas, meski banyak dikritik hahaha.. gak papa, itu artinya yang kritik membaca.
Saya kepikiran untuk membukukan cerita ini, kira-kira ada yang mau beli gak ya? Pastinya ada banyak tambahan kisah yang selama ini saya sembunyikan. Karena gak mau disemprit, sekarang mah bebas gak ada yang bakal nyemprit lagi. Pingin tahu dong, siapa aja yang mau menimang buku ini? Gak maksa kok..hanya buat penyemangat diri kalau tulisan saya layak dibaca.
Terus mau minta masukan. Kira-kira judul yang bagus apa ya? Biar membuat orang penasaran? Monggo yang berkenan kasih masukan saya tunggu..
Matur nuwun sudah setia dengan Daito. Semoga Minggu depan bisa update lagi..Salam literasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku Daito
Ficção GeralMaafkan Ibu Nang, Ibu membuatmu menderita... Aku Daito. Aku tidak pernah menyalahkan Ibu atas hidupku. Ibu segalanya bagiku, milik yang paling berharga yang diberikan Tuhan kepadaku. Bagiku Ibu perempuan luar biasa, tidak ada seorang perempuan pun...