Amplop coklat

6.7K 143 2
                                    

      Apa yang disembunyikan ibu dalam amplop coklat itu? Apa isinya? Kenapa ibu terlihat sangat sedih ketika melihatnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengejarku. Aku ingin tahu tapi bagaimana caranya?

      Sejak hari itu Ibu masih tetap diam, tidak ada tanda-tanda ingin membicarakannya. Dan aku tidak punya keberanian untuk bertanya. Sikap ibu tetap biasa saja, hingga suatu hari, tiba-tiba ibu mengajakku bicara dari di dalam kamar.

      " Duduk sini Nang?" Kata ibu sambil menepuk tempat kosong di sampingnya. Aku hanya mengangguk lalu duduk.

       Sebuah tanya bergejolak dalam hati, inikah waktunya? Sesaat kami terdiam. Ibu memandangku dengan lembut. Membelai rambutku, persis seperti kebiasaan ibu ketika menghiburku.

        Sepertinya ibu lupa aku bukan Ito kecil lagi. Tetapi memang anak tetaplah anak dimata ibunya, tidak akan pernah menjadi dewasa. Kunikmati saja sentuhan lembut ibu dengan hati berdebar.

        Perlahan ibu mengambil sesuatu dari bawa bantal dan disodorkan kearahku. Amplop coklat itu! Jantungku semakin berdegup kencang.

     " Ini Nang, bukalah" perintah ibu lembut.

       Aku masih tidak percaya menerima amplop coklat itu.

     "Sudah waktunya kamu tahu siapa bapak kandungmu. Semua ada di dalam amplop ini, semua tentang ibu." 

      Tuhan terima kasih. Perlahan kubuka amplop coklat yang diberikan ibu.

       Isinya hanya sebuah foto keluarga besar dengan berpakaian adat jawa lengkap. Aku tidak tahu apa maksud ibu, dengan cepat mataku menjelajah foto itu mencari wajah yang mungkin aku kenal. Wajah ibu.

       Betul ada wajah cantik ibu diantara mereka. Kualihkan mataku ke arah ibu, garis kecantikan masih tampak diwajah lelah ibu. Ibu tersenyum.

     " Itu keluarga besar ibu" kata ibu menjelaskan tanpa aku minta.

     " Ini eyang kakungmu, ini eyang putri. Ada tiga yang ini eyang putri kandungmu"

       Ibu menjelaskan satu-satu orang yang ada di dalam foto itu. Ternyata ibu keturunan ningrat, eyang kakung mempunyai 3 orang istri, nenekku istri ketiga. Kata ibu mereka hidup "rukun" dalam satu rumah yang sangat besar. Ibu mempunyai banyak saudara laki-laki dan perempuan.

     "Ini pakdhe siapa bu?" Tanyaku menunjuk satu figur yang berdiri di belakang ibu.

      Dari semua orang, Ibu tidak menyebutkan nama laki-laki itu.

    "Maafkan ibu Nang, ibu sudah menyengsarakan kamu." Jawab ibu lirih tanpa mempedulikan pertanyaanku.

     "Kenapa bu?" Air mata mulai membasahi wajah ibu. Dengan terisak ibu mulai  menceritakan siapa laki-laki itu.

        Aku tidak ingin percaya tapi inilah kenyataannya. Laki-laki itu adalah pakdhe Tito, anak dari istri pertama eyang kakung. Dialah bapak kandungku. Aku terhenyak, seperti mimpi buruk.

     "Maafkan ibu Nang, ibu bersalah padamu.." ibu menangis memelukku. Apa yang harus kulakukan selain memeluk erat ibuku?

    "Terima kasih ibu sudah mau bercerita tentang bapak" kataku mencoba menguatkan hatinya.

       Aku tidak bisa memutuskan siapa yang salah. Eyang kakung yang mempunyai istri 3 atau bapak yang salah mengartikan kasih sayang atau ibu yang terlalu menyayangi bapak? Entahlah..

       Aku Daito, anak seorang perempuan yang terbuang dari kehidupan ningratnya. Ibu terbuang karena ingin mempertahankanku dan menutupi aib kakak yang dicintainya. Dan ibu memberiku nama Daito, dari ibu tertolak.

*******(*******************
Note:
Gak jadi tamat dulu ya..disambung lagi biar lebih jelas...

Namaku DaitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang