53

1.9K 94 10
                                    

Happy reading
🥀🥀🥀

Nara, Sherly, dan Indira hanya saling diam di kantin, mereka duduk bertiga dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Suasana kantin yang sangat ramai tidak menggangu pikiran mereka, Nara terlihat pucat dengan wajah lesunya, sementara Indira masih dengan wajah masamnya, dan Sherly dengan dengan raut khawatir.

"Bengong mulu, ini bakso udah dingin nih."

Tiba-tiba saja Azka duduk di samping Nara dan mengomentari Nara yang sibuk bengong dari tadi.

"Ehhh." Nara terkejut dengan kehadiran Azka. " Engga bengong ko."

"Ngga bengong gimana? Pasti udah sampai ke kota tuh kalau jalan kaki." Balas Azka bercanda, karna mood yang tidak baik, Nara hanya tersenyum tipis menjawabnya.

"Bolos yuk."

Tiba-tiba saja Indira berucap demikian, karna jujur ia tidak tenang sebelum melihat kondisi Kaila, terlebih Nara baru memberitahu nya tadi pagi, dan Daffa tidak bisa dihubungi dari semalam.

"Gila Lo, bentar lagi jam Mis Betty, lu mau digorok?" Ujar Sherly berkomentar.

"Gue ngga tenang Sherly, apalagi NARA baru kasih tau gue tadi pagi." Balas Indira tajam menekan kata Nara.

Nara cuman diam karna dia tau jika dia salah, sementara Azka yang tidak tau apa-apa tentang semalam, hanya diam tak berkomentar.

"Gue juga panik Dir! Gue ngga tau mau berbuat apa, gue juga ngga mau kalian sampai kenapa-napa, mangkanya gue Dateng sendiri tadi malam." Balas Nara Prustasi, ia sudah sangat merasa bersalah, tapi Indira malah memojokanya terus dari tadi.

"Tapi lu bisa bilang Ra! Bukan datang sendiri dan berlagak sok pahlawan!!" Nada suara Indira naik satu oktaf, mereka juga menjadi pusat perhatian karena suara Indira yang membentak Nara.

"Gue takut kalian kenapa-napa, cukub Kaila aja, jangan kalian juga." Lirih Nara mulai berlinang air mata.

Indira mendengus kesal, ia merasa sangat marah dengan kebodohan Nara yang pergi sendiri tanpa memberi taunya, terlebih ia juga baru di beritahu tadi pagi.

"Gue ngga mau tau, kita hari ini bolos! terserah lu berdua mau ikut atau engga." Indira langsung pergi tanpa mendengar panggilan Sherly.

Sherly hanya menatap punggung Indira yang mulai menjauh, saat ini ia juga bimbang mau ikut Indira atau tetap di sekolah karna sebentar lagi jam istirahat akan berakhir. "Gue ikut Indira."

Sherly juga pergi menyusul Indira yang saat ini pasti menuju kelas guna mengambil tasnya, Nara hanya diam menatap kedua temannya sambil berucap. "Kenapa mereka berdua gak ngerti, kalau gue cuman ngga mau mereka celaka." Nara membenamkan kepalanya pada lipatan tangan.

Azka mengusap kepala Nara, ia tau saat ini Nara menangis, Azka juga sedikit paham tentang kejadian ini, ia yakin tadi malam ada kejadian, cuman ia belom tau kejadian apa itu.

  "Lo mau bolos juga Ra? Ayok gue anter, gue tau jalan keluar biar kalian ngga ketauan guru piket." Ujar Azka berbisik di telinga Nara.

Nara Langsung menaikan kepalanya, ia mengusap air mata dan menatap Azka. Entah mengapa Azka merasakan sakit di hatinya melihat tatapan terluka Nara.

CINTA DI ATAS LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang