44

1.7K 89 21
                                    

Happy reading

"Masih pusing Ra?" Tanya Sarah memastikan sekali lagi keadaan Nara.

"Udah ngga tante." Ujar Nara sembari memakan bubur yang dibuatkan Sarah untuk dirinya.

"Syukur deh, Tante ikutan panik ngeliat Azka yang panik banget karna kamu pingsan." Ujar Sarah menggusap kepala Nara dengan sayang.

"Azka nya mana Tante?" Tanya Nara, karna semenjak ia bangun tadi, ia sama sekali belum melihat wajah Azka.

"Hmmb Azkanya lagi makan juga di bawah." Ujar Sarah seadanya.

"Tante ke bawah dulu yah Ra, bentar lagi Azka kesini nemenin kamu." Pamit Sarah.

Nara kembali melanjutkan makanya, ingatan Nara kembali pada tiga orang cowok yang mengunakan jaket Black Wolf tapi sepertinya bukan anggota Black Wolf, karna Nara sebelumnya belum pernah melihat mereka.

"Udah sadar Ra?" Tanya Azka saat melihat Nara yang bengong sambil menyuap makanan ke mulutnya .

"Hmm udah Ka, makasi karna Lo udah bantuin gue tadi."

"Santai aja kalik, kayak sama siapa aja." Ujar Azka mendekat dan duduk di kursi belajar yang terletak tak jauh dari ranjang Nara.

Nara menghabiskan buburnya dengan tenang, Azka pun terlihat sibuk dengan ponselnya, merasa dirinya sudah baikan akhirnya Nara meninta izin pulang, karna merasa sangat merepotkan.

"Hmm Azka, gue udah boleh pulang ngga?" Tanya Nara terdengar cangung. Nara merasa menjadi orang yang tidak tau diri sekarang, sudah di tolong, di kasih makan dan sekarang seenaknya minta pulang.

Azka yang tadinya fokus dengan ponselnya, sontak menatap Nara, kemudian beralih pada jam dinding yang berada di sisi kanan Nara.

"Lu udah ngga papa?"

Nara mengangguk mantap, karna memang ia sudah tidak papa, hanya pelipisnya sedikit sakit jika tersentuh lagi.

"Hmmb gue panasin mobil dulu." Saat Azka akan beranjak Nara langsung mencegahnya.

"Ehh ngga usah, gue minta di jemput kak Zahir aja, gue udah chat ko."

Azka menganguk kemudian kembali duduk. "Bagus deh, ada yang mau gue omongin juga sama Zahir."

-

Sekitar pukul 7 malam Zahir datang menjemput Nara menggunakan mobil, Nara di temani Sarah dan Azka menunggu Zahir yang baru sempat menjemput Nara, karna tadi ada acara sebentar katanya.

"Selamat malam tante." Azka menyalami tangan Sarah kemudian beralih mengacak rambut Nara, yang kebetulan berdiri di samping Sarah.

"Nara ngerepotin yah tante? Emang si." Ujar Azka dengan jenaka.

Sarah tertawa sementara Nara mmberdecak kelas, memang Abangnya ini suka sekali menjatuhkan harga diri Nara seperti ini di depan orang lain.

"Ngga ko Zahir, Tante seneng Nara main kesini, merasa punya anak cewek." Balasnya sembari mengelus rambut panjang Nara.

"Mampir dulu Zahir, Tante baru bikin brownis, kamu pasti suka." Ujarnya menawarkan.

"Aduh bukanya menolak nih tante, tapi tadi mama minta langsung pulanga aja, karna besok papa mau pemindahan tugas lagi keluar kota." Ujar Zahir menolak tawaran Sarah.

"Yah, padahal Tante udah bikin banyak, sengaja buat kamu." Ujar Sarah terlihat kecewa.

"Hmmb kalian buru-buru banget? Kalau engga tunggu 5 menit yah, Tante bungkusin, sekalian bisa di makan di rumah." Ujar Sarah yang langsung beranjak pergi tanpa mendengar ucapan Nara dan Zahir.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang