•••18•••

2K 103 0
                                    


"Nara lo bisa gak sih?" tanya Sonya kesal karna sedari tadi Nara sama sekali tak membantu mereka.

"Bisa, tapi ini berat banget." keluh Nara yang tak sanggup mengangkat sekardus sembako.

"Manja." cibirnya langsung meninggalkan Nara sendirian.

Sonya dan beberapa anak Black Wolf yang cewek, pergi begitu saja tanpa memikirkan Nara. Nara juga tak bisa mengeluh, karna selain karna ia tak begitu dekat dengan Sonya cs, ia juga tak mungkin meminta bantuan pada mereka.

"malah ditinggal."

Nara masih berusaha mengangkat sekardus sembako, tapi yang namanya cewek tetap aja tenaganya tak sekuat cowok.

"Kalau gak bisa minta tolong." tiba-tiba saja seseorang datang, dan membantu Nara.

"Ehh Gibran."

"Lo cewek ngapain sih angkat beginian, gak berat apa?" tanya Gibran tak habis pikir.

"Berat lah, kalau gak berat udah dari tadi kesana." keluh Nara kesal sendiri.

"Sini gue bantu, Lagian bang Beno mana?? Kenapa gak bantuin lo?" tanya Gibran yang berjalan beriringan dengan Nara.

"Gak tau, dia kan gak sekelompok sama gue." jawab Nara apa adanya.

"Kelompok lo mana? Ada cowoknya kan? Harusnya cowok yang bawa beginian." Tanya Gibran yang tak melihat ada kelompok Nara di sekitar sana.

"Udah didepan kayaknya." jawab Nara tak pasti, karna memang satu kelompoknya tak kompak sama sekali.

"Lo bareng gue aja."

Nara dan Gibran bersama-sama membagikan Sembako dan beberapa makanan siap saji untuk warga di pinggiran jalan itu. Dan entah kenapa, banyak do'a semoga hubungan mereka langgeng, Nara sih hanya tersenyum menangapi do'a warga sekitar.

"Semoga bermanfaat yaa dek." ujar Nara menyerahkan sekantong makanan dan sebuah amplop yang berisi uang.

"Terimakasih banyak yaa kak." ujar bocah itu tersenyum tulus dan penuh haru.

Nara dan Gibran kembali melanjutkan langkanya, tak terasa waktu cepat berlalu, sembako yang mereka bawapun telah habis, dan saatnya kembali ke warung engkong.

"Balik yuk, udah habis semua kan?" tanya Gibran memeriksa bagasi mobilnya.

"Udah nih, gue balik kesana yaa, kayaknya kelompok gue masih disana." ujar Nara menunjuk perkampungan padat penduduk tempat mereka bertemu tadi.

"Lo balik bareng gue aja gimana? Karna gue gak yakin mereka masih disana." ujar Gibran memberi usualan.

"Masak sih? Tapi masak mereka ningalin gue?" keluh Nara.

"Kan ada gue, balik sama gue aja." tanpa sengaja Gibran menarik tangan Nara hingga mereka terlihat tengah bergandengan.

Tanpa mereka ketahui Sonya cs melihat kejadian itu dan menggabadikanya dalam bentuk foto.

"Gila jadi sedari tadi dia sama Gibran? Pantes aja gak nyamperin kita." ujar Sonya kesal.

"Mana sok akrab banget Sama Gibran, isss gue kaduin bang Beno, liat aja nanti."

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang