49

1.4K 72 8
                                    


Happy reading
🥀🥀🥀

"Masih ingat jalan pulang kamu?"

Beno yang baru saja melewati ruang keluarga, langsung menoleh pada  papanya, yang duduk di kursi dengan leptop di pangkuan, disana juga ada mama tiri dan kedua adik tirinya, Devan dan Devon.

"Abang Beno." Teriak mereka heboh, Devan langsung mendekati Beno di susul Devon di belakangnya.

"Abang kemana aja sih? Kita nungguin loh, kata bang Nauval, bang Beno mau ngajarin kita buat bawa motor merah abang yang di garasi." Ujar Devan semangat.

"Gue sibuk, ngga ada waktu." Beno langsung pergi begitu saja.

"Beno bicara yang sopan pada adik-adik kamu." Ujar Asher menegur Beno, yang menurutnya berbicara tidak sopan pada Twince.

Beno yang baru beberapa langkah dari sana tentu saja langsung menghentikan langkahnya dan berbalik, ia dapat melihat tatapan sedih dari Devan dan Devon, Devon terlihat menghibur Devan agar tidak sedih karna penolakan dirinya.

"Defenisi sopan menurut papa gimana? Maaf tuan Devan Asher dan Devon Asher saya tidak bisa mengajari anda berdua membawa motor, karna saya tidak Sudi, apa seperti itu?" Setelah berucap demikian Beno langsung beranjak pergi tanpa mendengarkan lagi panggilan Asher.

Devan dan Devon akhirnya kembali duduk di lantai tempat mereka tadi bermain, Soraya hanya bisa terdiam mendengar itu semua, ia tau jika Beno masih tidak bisa menerima dirinya dan kedua putranya.

"Sayang, mendingan sekarang kalian berdua tidur yah. Liat udah jam 10 loh, besok sekolah kan?" Ujar Soraya menginstruksi.

"Yah mamah, Devan masi mau main." Sungut Devan.

"Devon juga Masi mau nyusun Lego nya mama, tinggal dikit lagi." Devon juga menolak ucapan mamanya.

"Tidak bisa boy, mama tidak mau berteriak setiap pagi saat membangunkan kalian, jadi silahkan masuk kamar. Inget cuci tangan, cuci kaki, cuci ...."

"Cuci muka." Jawab mereka lemah.

Mereka berdua langsung membereskan mainannya walaupun tidak iklas, setelah itu langsung masuk kamar begitu saja.

Keheningan terjadi di antara  Soraya dan Asher,  Soraya hanya menatap suaminya yang terlihat sibuk dengan leptopnya.

"Mas aku mau ngomong serius."

"Ngomong apa?"

"Hmmb ini tentang Beno."

"Kenapa lagi sama Beno?"

Soraya kembali diam, ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Beno, cuman ia bingung mau dimulai dari mana, karna semenjak masuk ke rumah ini, memang ada ke salah pahaman antara Beno dan Asher.

"Hmmb mas, aku rasa kamu terlalu keras pada Beno, karna di...."

"Itu semua urusan aku, kamu tidak perlu memikirkanya." Bantah Asher langsung, tanpa mendengarkan ucapan Soraya terlebih dahulu

"Tapi dia juga putra aku mas" jawab Soraya,  walaupun usianya hanya beberapa tahun lebih muda dari Asher, ia merasa punya tanggung jawab pada Nauval dan Beno, karna mau bagaimana pun juga mereka adalah anaknya juga kan.

"Dia putra ku Soraya, aku tau yang terbaik untuk mereka, kamu pikirkan saja tentang Devan dan Devon." Bantah Asher.

Soraya sangat sakit hati mendengar ucapan Asher, ia merasa Asher tidak menganggap dirinya ibu dari Nauval dan Beno, ia merasa terhina dengan ucapan Asher barusan.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang