34

2.3K 109 3
                                    


Happy Reading
📖📖


"Kalau kalau jalan liat liat dong. " Bentak Zoya marah.

"Kok lo malah nyalahin temen gue sih! Elo yang nyerobot gitu aja. " Ujar Kaila tak kalah keras.

"Kalau temen lo itu liat, dia bisa menghindar dong! " Balas Zoya tak mau kalah.

Kondisi kantin yang lumayan rame membuat mereka berenam menjadi tontonan di sana, seharusnya ini bukan masalah besar kalau saja Zoya tak memperbesarnya.

"Kenapa bukan lo aja yang menghindar? Lo kan juga punya mata? Atau mungkin lo buta? " Sinis Indira.

"Jaga yah omongan lo. " Ujar Zoya mendorong Indira.

"Selow dong, gak usah dorong-dorong. " Balas Sherly tak terima temanya di dorong.

"Udahlah, kita pergi aja. " Ujar Nara memisahkan mereka, sebelum terjadi keributan lagi.

"Gak bisa gitu dong Ra, dia udah bikin lo basah gini. " Balas kaila tak Terima.

Memang tadi tanpa sengaja Nara menyenggol Zoya, hingga makanan yang di bawa Zoya jatuh, dan Zoya malah membalasnya dengan menyiramkan jus dingin ke baju Nara.

"Tapi temen lo udah bikin makanan temen gue jatuh! Adil dong. " Balas Dina salah satu temen Zoya.

"Tapi gak sampai nggotorin juga kan? Ini masih istirahat pertama! Masih ada 4 jam lagi untuk pulang sekolah! Lo pikir lah anjeng. " Balas Indira ngegas.

"Lo kalau mau minta ganti rugi bilang, jangan ngebacot gini. " Balas Sherly meremehkan.

"Bahkan gue mampu buat bayar mulut lo berdua. " Sinis Kaila, anak Sultan bebas.

"Kurang ajar banget yah tuh mulut. "

Dengan kasar Dina menjambak rambut Indira, Indira yang tidak Terima tentu saja ikut-ikutan membalasnya. Melihat hal itu Kaila dan Sherly tentu saja membela Indira, Zoya pun ikut campur dengan membantu Dina.

Keributan terjadi di kantin itu, semua orng menyaksikan bagaimana ganasnya Dina melawan tiga orang cewek bar-bar itu, sementara Nara hanya menghela nafas karna tau akan kemana akhir dari perdebatan ini.

"KALIAN SEMUA BERHENTI. "

Baru saja Nara berfikiran tentang buk Nini, terbukti kan ibuk itu langsung datang dan berdiri di tengah-tengah kantin.

"KALIAN BERLIMA IKUT SAYA KE RUANG BK, TERMASUK KAMU JUGA NARA. "

Mereka berenam beriringan menuju ruang BK. Penampilan Dina terlihat sangat acak-acakan, rambut yang awalnya lurus dan rapi terlihat sangat berantakan dan lusuh.
sementara Sherly hanya luka sedikit di pipinya karna bekas cakaran Zoya, lain hal dengan Kaila yang tampak tak jauh beda dengan Zoya yang kacau, dan Indira yang lebih kacau dengan luka di sudut bibir karna tamparan tak sengaja dari Zoya. Sementara Nara masih tetap utuh, karna tadi memang ia tak diikut sertakan saat adegan jambak-jambakan itu terjadi.

_

"MAU JADI APA KALIAN BERENAM KALAU SEPERTI INI! " bentak buk Nini menatap mereka satu persatu.

Saat ini mereka berenam tengah di hadapkan dengan guru BK dan wali kelas masing-masing.

Mereka berenam menunduk karna takut jika akan ada pemangilan orang tua.

"Apalagi kalian Dina dan Zoya, kalian berdua sudah kelas 12. Harusnya kalian berdua menjadi contoh untuk adik kelas kalian. " Ujar Buk Olif selaku wali kelas mereka.

"Tapi buk saya gak akan ngelawan kalau mereka gak mancing saya duluan. " Ujar Dina menjawab.

"Heh kami juga gak akan ngelawan kalau kalian gak mancing-mancing keributan. " Indra menyahut perkataan Dina yang menurutnya menyalahkan mereka.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang