48

1.4K 75 4
                                    


Happy reading
🥀🥀🥀

Sudah dua hari semenjak kejadian di rumah Indira, Polisi juga tidak henti-hentinya mencari keberadaan Kaila. Bahkan anggota Black Wolf banyak yang bolos sekolah demi mencari Kaila, teman mereka.

Sore ini mereka semua tengah beristirahat di warung engkong, bahkan warung engkong sudah seperti rumah untuk mereka, karna banyak dari mereka yang lebih memilih untuk menginap disana, sembari menyusun strategi pencarian.

"Lo ngga tau gitu dimana biasanya anak-anak Dragon nyekab orang? Atau dimana Baskem mereka yang baru?" Tanya Gibran kesal pada Fatur yang terlihat sibuk dengan ponselnya. Walaupun anggota baru dan tidak terlalu mengenal Kaila, Fatur ikut serta dan berkontribusi besar dalam pencarian Kaila, bahkan semenjak dua hari yang lalu ia tidak pulang dan hanya beristirahat sebentar di warung engkong.

"Gue ngga tau, mereka udah pindah, dan kmaren gue sama Gilang, Yusuf, dan Daffa udah kesana, cuman ngga ada tanda-tanda keberadaan mereka." Jawab Fatur apa adanya.

Sore ini banyak dari anggota yang mencari Kaila berkumpul di warung engkong, merek berencana menyusun strategi agar pencarian lebih mudah di laksanakan, dan Kaila segera di temukan.

Beno semenjak tadi hanya diam melihat Nara yany tampam murung, sedari tadi Nara, Indira, dan Sherly hanya diam tidak berbicara sedikitpun. Biasanya saat mereka berempat telah berkumpul, pasti akan terjadi keributan disana, suara mereka pasti yang paling kenceng, tanpa memikirkan situasi di sekitarnya. Namun tanpa kehadiran Kaila semua tanpa diam, mereka bahkan hanya bermenung tanpa jelas memikirkan apapun.

"Nara makin kurus aja." Ujar Agam berbisik pada Zahir, Zahir hanya menganguk kemudian menatap adik satu-satunya yang terlihat paling hancur saat ini. Zahie tau, Nara sangat merasa bersalah disini, karna yang menjadi incaran mereka yang sesungguhnya adalah Nara, namun malah Kaila yang dibawa.

"Dia bahkan ngga makan dari kamren malam."

Memang beberapa hari ini Nara sangat sudah di ajak makan, bahkan jika dipaksa ia akan menangis dan bertanya apa Kaila makan? Apa Kaila baik-baik saja? Kapan Kaila akan di temukan? Dan mereka hanya akan diam karna sama sekali tidak tau jawabannya.

Beno langsung beranjak dari sana, ia masuk ke warung engkong, tak lama ia kembali dengan seporsi nasi bungkus di tangan dan sebotol air mineral yang ada manis manisnya.

"Makan."

Beno menyerahkan nasi bungkus yang telah ia buka dan meletakkannya di atas piring, Nara hanya melihat nasi itu kemudian membuang muka.

"Gue ngga laper"

"Ngga mungkin, bahkan lo belom makan apapun dari kamren!" Jawab Beno sarkas, yah walaupun sudah menjadi mantanya, Beno tidak mungkin melupakan Nara begitu saja, Beno sangat tau jika Nara mempunyai penyakit magh yang lumayan berat, dan tidak makan dari kemaren adalah keputusan terbodoh, menurut Beno.

Nara tak bergeming sedikitpun, ia hanya diam tetap pada posisinya, saat ini otak cantiknya tengah berfikir bagaimana cara menemukan Kaila, dimana ia bisa menemukan Sem, dan gimana cara dirinya memancing kedatangan Sem.

"Heh lo denger gue ngga sih? Lo mau sakit hah?! Lo mau nambahin beban kita?! Lo mau bikin kita semakin sudah cari Kaila?" Kalau gitu silahkan, Lo ngga usah makan sedikitpun, Lo terusin aja bengong gini! Kaila ngga akan bisa balik kalau lo diem gini! Lo harusnya berdoa, Lo harusnya bersyukur bukan lo yang di culik mereka!"

Bentakan Beno mencuri perhatian mereka semua, termasuk Zahir yang tidak terima adiknya di bentak seperti itu, karna saat ini Nara masih terguncang, ia masih syok, dan harusnya Beno berbicara pelan pelan, bukan malah membentak seperti itu.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang