Happy reading
🥀🥀🥀Cuaca pagi ini tampak sangat cerah, mentari tak tampak ragu-ragu menampakkan sinarnya. Cuaca yang mendukung membuat Nara dan Azka saat ini berada di alun-alun kota, mereka tengah berolahraga bersama ratusan orang yang tampak semangat melakukan aktivitasnya masing-masing. Kemarin sore, setelah pulang sekolah Azka menjemput Nara dan mengajaknya untuk Joging, karna rumah sepi tidak ada Bunda, papa, dan Zahir, akhirnya Nara mengiyakan ajakan tersebut, lagian mereka sudah cukup lama tidak joging bersama lagi.
"Cukup Ra,gue capek, duduk dulu yuk." Ujar Azka mengajak Nara untuk duduk di salah satu bangku yang ada disana.
"Kita baru lari 1 jam loh? Masa udah capek si?" Tanya Nara protes.
"Lo satu jam, gue kan dari rumah lari, ngga pakek motor." Jawab Azka terengah-engah, dan berusaha menyesuaikan nafasnya.
"Mau minum? Gue beli dulu yah."
Tanpa mendengar persetujuan Azka, Nara langsung beranjak pergi mencari pedagang minuman yang sering berjajalkan dahaganya tersebut. Sementara Azka tetap duduk menunggu Nara.
Beberapa saat kemudian Nara kembali dan ikuta duduk di sisi Azka, mereka saling diam dan menikmati minuman masing-masing, suasana semakin panas tapi pengunjung malah semakin ramai.
"Laper ngga? Gue laper nih." Ujar Azka mengajak Nara sarapan.
"Boleh sih, yuk cari bubur." Ujar Nara Langung berdiri, Azka hanya tersenyum karna merasa Nara sangat bersemangat pagi ini.
"Semangat banget sih Ra? Pasti karna jalan sama gue yah?" Tanya Azka dengan pedenya.
"Pede banget si, gue semangat karna belom makan dari sore kemaren, Zahir kan lagi ke puncak, nyokab lagi ke Jogja, bokab juga lagi ada penugasan di Sumatera, bibi di rumah juga semalam pulang kampung." Ujar Nara menjelaskan kenapa ia semangat akan sarapan.
Mendengar itu Azka langsung berdiri dan segera mengajak Nara mencari makanan, ia merasa cewe ini begok karna tidak makan dengan alasan tidak ada orang di rumah.
"Lo kan bisa Delivery, atau lu bisa jajan keluar atau ke rumah gue, di rumah gue banyak makanan." Omel Azka saat mereka tengah bersandingan mencari bubur untuk sarapan.
"Gue mager, jadi yah ngga makan aja." Jelas Nara seadanya.
"Bego banget sih Ra, ntar malam Lo makan di rumah gue, makan siang kita delivery aja." Ujar Azka mengatur makan Nara.
"Kayak pacar aja lu, biasa aja kali gue udah biasa ngga makan." Balas Nara tertawa pelan, sementara Azka terdiam mendengar jawaban Nara barusan. Kayak pacar? Kalimat itu terngiang ngiang di telinganya, bahkan jantungnya Langsung berdebar saat otaknya mencerna maksud kalimat tersebut.
"Eh itu ada yang jualan bubur kacang ijo, gue beli itu deh." Nara langsung menghampiri pedagang bubur kacang ijo, sementara Azka masih terdiam, Apa Nara tadi memberikan kode? Tanyanya dalam hati.
"Woi malah bengong, sini duduk udah gue pesenin."
Azka sedikit tersentak, lalu melangkah menyusul Nara dan duduk di depannya, Nara tampak mengontak Atik ponselnya yang ia simpan sejak tadi, sementara Azka masih sibuk memperhatikan Nara yang tampak cantik dengan celana training yang senada dengan kaos hitamnya, serta rambut yang di kucir kuda, namun sedikit berantakan. Kesan manis dari wajah Nara membuat Azka sangat betah menatapnya lama. Dengan iseng Azka menghidupkan ponselnya kemudian mengambil Foto Nara secara diam-diam.
"Abis ini kemana?"
"Lo maunya kemana?"
"Ke rumah gue aja gimana? Ntar kita masak buat makan siang, gue udah lama ngga masak, tapi temenin belanja dulu yah." Mendengar itu Azka menganguk setuju, itu artinya Nara ingin menghabiskan waktunya bersama Azka, dan Azka senang akan hal itu karna merasa punya waktu untuk bersama Nara lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Tepat Waktu
Teen FictionNara Salsabila mencintai Beno Alby Asher dengan segenap hatinya. snamun yang dicintai belum tentu merasakan hal yang sama. manusia memiliki prioritasnya masing-masing, itulahyang selalu diyakini Nara dalam mencintai Beno, Nara tidak sadar jika keya...