36

2.2K 95 9
                                    


Happy Reading
📖📖

Ditengah perjalanan menuju pulang Nayla yang kecapean malah tertidur di pangkuan Nara, Nara tentu saja dengan senang hati mengusap pungung Nayla dan sesekali mengecup kepalanya. Semua hal yang dilakukan Nara tidak lepas dari pandangan Azka, ia merasa gemas sekali melihat bagaimana manjanya Nayla pada Nara.

"Tidurin ke belakang aja Ra, ntar pegel. " Ujar Azka memberikan saran.

Nayla itu memang kecil, tapi berat, bahkan Azka pernah pegal-pegal saat harus memangkunya seharian dulu.

"Gak papa kali kak, ntar di bangun lagi. " Jawab Nara tersenyum maklum.

"Gue anter lo dulu yah, biar gak bolak balik, lo pasi capek juga kan? " Ujar Azka memberikan saran.

"Trus Nayla? "

"Gak papa, nanti dia dudukin di tempat lo itu aja. " Balas Azka.

"Yaudah boleh. "

Keheningan kembali terjadi diantara mereka, Azka yang bingung mau memulai topik dari mana dan Nara yang mengantuk dan berusaha menahan rasa kantuknya .

Tapi apa mau dikata, rasa kantuk itu sangat besar Nara rasakan, hingga akhirnya ia kalah dan tertidur juga.

Azka yang melihat Nara tertidur tentu saja tidak tega membangunkanya, tapi mereka telah sampai, dan ia juga harus pulang karna sudah sore sekali.

"Nara heii, kita udah sampe. " Azka mendekatkan tubuhnya dan mengelus pipi Nara pelan, Nara sama sekali tidak terusik dengan hal itu, mungkin karna rasa kantuknya yang sangat besar.

"Jadi gak tega buat bangunin, pulas banget lagi. " Ujar Azka bergumam sendiri.

Akhirnya Azka memilih keluar dari mobil dan meminta Zahir atau orang tua Nara untuk membangunkannya atau mengendong nya ke dalam saja.

Suasana rumah Nara keliatan ramai, karna banyak motor yang terpakir di sana dan memenuhi halaman Nara. Akhirnya Azka memilih masuk, tapi baru saja ia akan mengetik pintu, pintu malah terbuka dan menampilkan sosok Beno di sana.

"Ngapain lo kesini? Nara gak ada. " Ujar Beno sinis, memang dari awal mereka kenal, memang tidak ada kebaikan dari Beno padanya.

"Gue gak cari Nara, tapi cari Zahir, dia ada?"

"Gak ada, dia pergi. "

"Bokapnya ada? "

"Gak ada. "

Azka tanpa bingung sendiri karna tak ada Zahir ataupun bokap Nara yang bisa gendong Nara ke rumah.

"Kenapa lo nyari mereka? "

"Nara ketiduran di mobil gue, gue mau bangunin juga gak tega, dia keliatan capek banget. " Jelas Azka dan di angguki Beno.

"Biar gue yang gendong ke rumah. " Beno lansung masuk dan mengambil sendalnya, karna sedari tadi dia hanya nyeker keluar.

Azka sebenarnya ingin melarang, tapi kayaknya lebih mending Beno ketimbang temen-temen Zahir yang lain, yang ada disana.

Azka membuka pintu mobilnya dan terlihat lah disana ada Nara yang tertidur nyenyak dengan Nayla diatas tubuhnya.

"Gue angkat Nayla dulu. " Azka mengangkat Nayla pelan agar baik Nara dan Nayla tidk terusik tidurnya.

Setelah itu Beno lansung mengangkat Nara dan membawanya ke rumah, tidak lupa sedikit berasa basi pada Azka.

"Gak mampir? "

"Gak usah. "

-

Beno menggendong Nara kearah rumahnya, tapi saat melewati ruang keluarga, temen-temenya yang duduk di ruang tamu malah mengangunya dulu.

CINTA DI ATAS LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang