•••15•••

2.4K 105 5
                                    


🥀🥀

"Kak Al please, aku gak mau putus."

Tangis Nara pecah karna Beno hanya diam tak menggubris, Nara merasa menyesal karna sudah berbicara seperti itu.

"Bukanya lo yang minta putus?"

"Maksud aku gak gitu." Jawab Nara sesegukan.

Merasa kasian melihat Nara yang sampai , Akhirnya Beno mengalah dan mengusap kepala Nara sebagai bentuk kasih sayangnya.

"Pacaran itu komitmen, jangan gampang minta Break, apalagi putus, gue gak suka." ujar Beno menjelaskan.

Nara menganguk setuju didalam pelukan Beno, Nara berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengatakan kalimat itu lagi.

"Aku sayang kamu." ujar Nara setelah melepaskan pelukan mereka.

"Gue juga."

Beno mengecup dahi Nara sebagai bentuk rasa sayangnya, kedua pipi Nara memerah mendapat kecupan hangat seperti itu, Beno yang menyadari itu tentu saja langsung menggodannya.

"Pakek lipstik di pipi jangan merah-merah, jatuhnya kayak badut." ejek Beno mengusap pipi Nara.

"Lipstik?"

"Hmmm gw pernah liat orang makek lipstik di pipi, trus merah gini." jawab Beno.

"Astaga Al, itu bukan lipstik kamu ihh." balas Nara yang baru paham maksud Beno.

"Kan gue gak makek itu, wajar dong kalau gue gak tau." jawab Beno membela diri.

Mereka berjalan bergandengan kembali ke warung engkong, sesekali Beno akan menjahili Nara dan membuat Nara kesal sekaligus baper. Entahlah tapi sikap Beno akhir-akhir ini suka membuat Nara baper sekaligus kesal ataupun kecewa. Tapi Nara tak ambil pusing, sebagai pacar yang baik, Nara tak mau pikiran negatif membuat hubungan mereka rusak.

"Cieee ada yang udah baikan nih." goda Daffa yang kebetulan duduk didepan.

"Nara kok mau sih sama bang Beno, mending sini sama A'a Aseb, gak lebih ganteng kok dari Beno." ujar Aseb salah satu anggota Black Wolf.

"Anak baru nih Ben, udah cari gara-gara aja, sok mau nikung pak bos." hasut Adnan. "Gue aja yang jauh lebih ganteng dari Beno gak berani." sambungnya lagi.

"Cinta itu gak mandang fisik bang, tapi mandang hati dan ketulusan." jawab Aseb bijak.

"Alah emang lo punya hati?" tanya Agam remeh. Aseb hanya mendengus karna iya tau dan amat sadar tidak akan bisa mengalahkan Agam dalam perdebatan.

"Hai Nara, udah lama gak ketemu, kok makin cantik aja sih?" goda Agam ikut-ikutan.

Beno menatap mereka semua tajam, entah kenapa ia sangat kesal mendengar pujian mereka tentang pacarnya, Nara.

"Kita tadi di sekolah ketemu gam." jawab Nara polos.

"Gak usah gangu cewek gue! , Nara lo gabung sama cewek-cewek di belakang aja. Jangan ladenin para buaya comberan ini." ujar Beno meminta Nara pergi.

"Aku kesana dulu, kamu jangan nakal." jawab Nara bercanda.

"Mau nakal sama siapa? Aseb?" jawab Agam tertawa ngakak.

"Siapa tau sama lo."

Nara langsung kabur sebelum Beno mengamuk, Beno mendengus kesal, memang teman-temanya senang sekali menggodanya jika kumpul bersama Nara. Seolah mereka telah janjian dan merencanakan itu semua.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang