40

2.6K 112 11
                                    


Happy reading

_

"Kenapa tuh muka? Di gigit nyamuk?" Tanya Agam sinis pada angkatan 58 dan 57 yang tengah bersantai duduk di warung engkong.

"Atau di tabok banci? Memar banget." Daffa ikut-ikutan meledek mereka semua yang hanya bisa diam tak berani menjawab.

Beno sedari tadi hanya diam tak bertanya ataupun bereaksi, melihat junior-juniornya babak belur.

"Gak ada yang sampai masuk rumah sakit kan?"

"Harun sama Dodi, tapi udah keluar sih, cuman beberapa jam doang."

"Rumah sakit jiwa maksudnya." Balas Daffa tertawa sendiri, yang lain hanya diam karna merasa tak ada unsur humornya sedikitpun.

"Ketawa dong, gue udah susah-susah ngelawak, Lo - Lo pada malah diem." Sinisnya.

"Gak lucu bang, apanya yang mau di ketawain." Ujar Gilang menjawab.

"Ya gak lucu lah, kan gue bukan Sule." Jawab Daffa santei.

"Bang, gue mau minta maaf soal kejadian kemaren." Ujar Darren tiba-tiba, membuat suasana yang awalanya hangat kembali membeku.

"Gue tau kami semua salah karna gak ngasih tau Lo dulu, kami juga sadar kalau gue udah egois tetap pertahankan Tasya disini." Lanjutnya lagi.

Beno tetap diam, yang ia lakukan hanya diam menatap mereka semua datar, dapat mereka lihat jika ada amarah yang di simpan Beno di dalam tatapan matanya.

"Lo sadar kalau lo egois, tapi tetep lo lakuin, Lo mau bikin Genk ini bubar?" Tanya Beno sinis.

"Bukan gi...."

"Jangan membela diri! Karna gue tau ini semua ada sangkut pautnya sama Tasya-tasya itu kan?" Beno membantah ucapan Darren.

Darren hanya menunduk karna itu memang benar adanya, saat itu Tasya mengatakan jika Genk Dragon telah menunggu mereka dan menantang mereka untuk tawuran, jika mereka tak datang maka, SMA Cakrawala akan rata. Darren yang mendengar kabar itu tentu saja naik pitam, Genk Dragon itu nekat, mereka tidak pernah main-main dengan apa yang mereka rencanakan. Akhirnya mau tak mau, Darren mengumpulkan angakatan 58/59 untuk datang membantunya, kenapa tidak mengundang 57? Itu semua karna ia tak mau menganggu angkatan 57 yang telah mulai fokus mempersiapkan diri untuk ujian akhir tiga bulan lagi.

"Sekarang terserah angkatan Lo deh mau ngapain, jujur gue capek ngatur lo semua yang udah gedek tapi masih berfikiran bocah, kalau menurut lu terbaik kayak gitu lakuin, gue gak mau ikut campur tangan lagi." Setelah berkata demikian Beno langsung beranjak pergi dari sana, tapi baru saja ia berada di pintu keluar, ucapan Gibran membuatnya kembali teringat pertengkarannya tadi siang, jujur ia sempat lupa jika tujuannya datang kesini untuk membahas itu.

"Bang! Anak Dragon mengincar salah satu cewek dari Black Tiger!".

Semua orang tentu saja tau dengan kabar itu, karna saat tawuran kemaren dengan terang-terangan Marvel, tangan kanan Romi ketua dari Dragon memberi tahunya seperti itu.

"Geri juga ngomong gitu Ben, anjirt jadi siapa kali ini yang mereka incar?" Ujar Adnan yang kembali teringat hal itu.

Beno yang tadinya hampir pergi, malah tak jadi pergi dan akhirnya kembali duduk di tempatnya. Beno menghela nafas berat sembari berfikir, siapa incaran Dragon sekarang.

"Siapa targetnya?" Tanya Beno penasaran, jujur ia masih bingung dengan ancaman Dragon, kenapa mereka malah mengincar cewek? Pengecut sekali bukan.

"Belum ada yang tau, tapi feeling gue bilang cewek Lo." Balas Darren yang disetujui mereka semua, karna sejauh ini Beno masih menjadi orang yang paling berpengaruh di Black Wolf.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang