32

2.6K 101 3
                                    


Happy Reading
🥀🥀🥀

Tak terasa waktu libur telah selesai, waktu dua minggu terasa sangat sebentar jika di hitung saat ini, semua siswa di Indonesia pasti tau gimana keselnya saat enak-enakan liburan malah harus pulang karna waktu yang sudah habis . Itulah yang di rasakan Nara saat ini, setelah dua hari mengunakan kursi roda selama di rumah, hari ini Nara sudah bisa kembali lincah dengan kakinya. Pasalnya selama di rumah ia rutin berjalan dan berolahraga ringan agar tubuhnya tak semakin kaku.

Gerbang SMA Cakrawala yang tertutup selama dua minggu kebelakang kembali terbuka dengan lebarnya, warung-warung serta kf-kf pun kembali di buka di daerah SMA Cakrawala. Terlihat gerombolan-gerombolan siswa memasuki gerbang SMA yang dibuka dengan besarnya, satpam pun tengah sibuk membantu beberapa siswa menyeberangi jalan, karna kondisi jalan yang sangat ramai.

"Mau gue anterin atau sendiri aja? " Tanya Zahir setalah membukakan pintu mobil untuk Nara.

"Sendiri aja deh. " Tolak Nara melirik jam tangan hitam yang menghiasi tangan kanannya.

"Lo beneran udah gak papa? Ntar kalau oleng gimana? Kaki lo kan masih belum stabil banget. "

"Lebay lo, sekarang kalau lo mau, gue sanggup kok buat lari. " Jawab Nara menatang Zahir yang berdecak kesal melihat tingkah songong Nara.

"Yaudah sono, belajar yang rajin, jangan galau mulu. "

Zahir mengecup dahi Nara kemudian mengacak rambutnya pelan, hal ini sering terjadi jika mereka sama-sama dalam mode mood, seperti pagi ini.

Nara dan Zahir berpisah koridor untuk menuju kelas masing-masing, pagi ini Nara merasa menjadi manusia yang baru lagi, ia telah mengikhlaskan segala yang terjadi selama ini, ia sedikit merutuki kebodohannya dulu dalam mencintai Beno.

"Haii udah sekolah aja nih. " Sapa seseorang yang langsung menyamakan langkahnya dengan Nara.

"Ehh Haii, pagi Gib, iya dong gue kan udah sembuh. " Jawab Nara dengan semangat.

"Semangat banget kayaknya, btw lo udah gak papa, udah gak ada yang sakit lagi kan?"

"Gue udah gak papa kok, btw gue duluan yah, kelas gue masih jauh nih. " Nara lansung berpamitan karna kondisi kelasnya yang berada di ujung koridor paling jauh.

"Hmmm Iyah, Hati-hati loh. "

-

"Gue liat-liat si Gibran gercep juga deketin Nara, liat noh belum apa-apa udah duduk berdua. " Ujar Daffa saat melihat Gibran dan Nara yang datang bersamaan menuju kantin.

"Yaudah sih biarin aja, lagian si Gibran juga  gak seberengsek yang kita kira, dia cukup baik untuk dijadikan kandidat calon pacar Nara. " Jawab Agam yang sedari tadi menyimak.

"Bacot lu berdua, Nara itu adek gue! Jangan sok Care deh lo berdua. " Sinis Zahir melempar kulit kacang yang ia makan.

"Yeee kita mah cuman mengutarakan pendapat. " Jawab Agam santai.

"Ben aku gak mau tau, pokonya nanti siang kamu harus nemenin aku, kamu udah janji loh. " Ujar Zoya merengek manja.

"Gak bisa Zoya, gue ada urusan penting sama anak-anak black wolf. " Jawab Beno berusaha sabar menghadapi Zoya yang semakin hari semakin manja padanya.

Sahabat-sahabat Beno hanya diam tak berniat menolong atau mengomentari kejadian itu, kalau jujur sebenarnya mereka risih melihat Zoya yang selalu menempel pada Beno seperti itu.

"Kok lo-gue lagi sih? Kita ini udah pacaran loh Beno! Aku gak suka yah kamu ngomong lo gue lagi. " Bentak Zoya kesal.

Beberapa orang tentu saja melihat kearah mereka, bagaimana tidak? Bentakan Zoya tadi tidak bisa di katakan kecil. Mengingat situasi kantin saat ini ramai, tentu saja itu menjadi buah bibir disana.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang