39

1.9K 94 0
                                    

Happy reading

Suasana kelas lumayan sepi, hanya ada suara sepidol yang menggores papan tulis, dan beberapa suara kertas yang dibalik dari arah belakang. Entah kebetulan atau tidak, saat ini kelas Beno dan teman-temannya terdengar sunyi dan penuh hikmat, buk Anis selaku guru sejarah sedikit bingung dengan kejadian hari ini, pasalnya tidak ada sejarahnya jika kelas yang di tinggali oleh Beno cs sepi, tapi sekarang?.

"Khmmm Daffa apa kamu sedang sakit?" Tanya buk Anis pada Daffa yang tengah tampak serius mencatat pelajaran yang di tuliskan di depan.

Merasa terpanggil, Daffa akhirnya menaikan kepalanya dan melihat buk Anis yang menatapnya bingung, kemudian menjawab.

"Nggak buk, saya sehat-sehat aja tuh? Emangnya kenapa ya buk?

Sontak saja pertanyaan dari buk Anis dan jawaban dari Daffa menjadi sorotan, karma mereka merasa tidak ada yang aneh hari ini.

"Tidak, ibuk cuman bertanya." Jawab beliau menetralkan rasa penasarannya, karna jujur sudah tiga tahun buk Anis selalu masuk ke kelas Beno Cs baru kali ini kelas mereka tentram seperti ini.

"Agam, apa kamu tengah sariawan? Kenapa sedari tadi kamu diam?" Tanya beliau lagi.

Satu kelas kembali menatap Agam yang juga tengah menatap kearah buk Anis. "nggak kok buk." Jawabnya kalem, dan itu tidak seperti biasanya.

Kecurigaan buk Anis semakin besar saat bel istirahat pertama berbunyi, bukanya keluar dengan heboh seperti biasanya, mereka malah duduk dengan tenang seolah tak mendengar apapun.

"Kalian semua gak ada yang mau istirahat nih? Bel sudah berbunyi loh?" Satu kelas saling lirik kemudian menggeleng, buk Anis tentu saja semakin heran dengan kelakuan mereka.

"Kalian semua kenapa sih? Saya jadi bingung kalau kalian diam-diam begini." Ujar beliau berdiri dari kursi kebesaranya.

Buk Anis berjalan ke arah tengah kelas dan menatap satu-satu wajah siswanya, Iyah setidaknya mereka masih siswanya sampai tiga bulan kedepan.

"Ibuk ada salah sama kalian? "

Satu kelas kompak menggeleng, buk Anis kembali menghela nafas, karna jujur beliau belum pernah berada di posisi ini.

"Kalau gitu kalian bicara dong, ibuk jadi takut kalau kalian begini." Ujar beliau bergeridik sendiri.

"Buk saya selaku ketua kelas dari kelas 11 IPS 3, mewakili teman-teman saya yang lain meminta maaf jika selalu berbuat nakal kepada ibuk."

Haris berdiri di kursinya dan menatap buk Anis dalam, satu kelas pun ikut diam menyaksikan itu semua.

"Kami sadar selama kurang lebih tiga tahun ibuk mengajar kami, pasti banyak kesalahan perbuatan, kesalahan ucapan, kesalahan bertindak, yang tampa sengaja telah menyinggung, atau bahkan membuat ibuk merasa sakit hati." Anisa selaku bendahara ikut berdiri di kursinya.

"Kata terimakasih yang kami ucapkan, tidak akan ada bandingannya dengan apa yang telah ibuk berikan kepada kami." Rina selaku sekretaris pun ikut berdiri dan berkata demikian.

Buk Anis masih diam, ia penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh siswa-siswinya, jika boleh jujur ia merasa terharu karna tidak menyangka jika kelas ini bisa berkata demikian.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang