Septian belum tidur sampai jam 1 pagi. Dia terus saja bermain game online. Tiba-tiba perutnya terasa lapar. Septian menghentikan bermain gamenya, lagi pula ponselnya sudah lowbat. Septian keluar kamar, mencari buah-buahan di kulkas dan kemudian memakannya.
Tiba-tiba Septian teringat dengan gadis yang kemarin siang dilihatnya di sekolah. Gadis yang berulang tahun sama dengannya. Septian sedikit iri dengan banyaknya kado yang ia dapatkan setelah mendapat kejutan dari teman satu ekskul Bahasanya. Apa kalau Septian ada di ekskul itu, Septian juga mendapatkan kejutan yang sama?
Septian memilih untuk kembali ke kamar selesai memakan beberapa pisang untuk mengganjal laparnya. Dia lupa belum mencharger ponselnya. Sebelum menyambungkan dengan kabel charger, Septian sempat mengecek aplikasi WhatsApp, kemudian beralih ke Instagram.
Septian senyum-senyum sendiri ketika mengingat akun Sevila yang tadi mengikutinya. Septian sempat melihat foto profilnya, Septian rasa akun itu adalah milik gadis yang tadi pagi ulang tahun di sekolah.
Septian berencana untuk menstalkingnya sekarang. Terasa lucu saja. Siangnya mereka bertemu di sekolah, Septian sok-sokan kenal dengan memberikannya bantuan dan kantong untuk membawa kado-kadonya yang banyak itu. Kemudian malamnya, gadis itu tiba-tiba saja memfollow akunnya.
Apa gadis itu mencari tahu tentang dirinya?
***
sevilaanugerah195 : selamat ulang tahun, Kak :)
Septian tersedak air liurnya sendiri saat membaca DM dari Sevila. Dia lagi-lagi dibuat terpana dengan tingkah ajaib gadis itu. Belum habis pikir Septian dari mana Sevila mengetahui akun Instagramnya, kini ia dihadiahi ucapan selamat ulang tahun dari gadis itu.
Tertanda jam 23.59 saat Sevila mengirim pesan itu. Septian tersenyum. Jika dipikir-pikir manis juga. Ternyata mereka memiliki nama yang hampir sama selain lahir di bulan yang sama.
Septian jadi bertanya-tanya lagi, dari mana Sevila tahu ulang tahunnya kemarin?
***
Sevila baru bisa tertidur setelah mengirim pesan pada Septian di DM. Tepat setelah terkirim, dia langsung mematikan ponselnya, kemudian memaksakan diri untuk tidur.
Malu bukan main rasanya. Tapi sudah terlanjur. Lagipula Sevila hanya sedikit memberikan ucapan pada Septian di hari ulang tahunnya yang membahagiakan. Tadi pagi, dia sudah ditolong oleh Septian. Katanya, orang-orang cenderung suka jika hari ulang tahunnya diingat oleh orang-orang.
Ya ... Kecuali yang memang punya masalah dengan hari ulang tahun, itu pengecualian.
Sevila terbangun jam 5 subuh. Meski hari Minggu, Sevila rajin bangun pagi dan langsung mandi. Setelahnya, Sevila membantu Mama di dapur untum menyiapkan sarapan. Sevila belum sempat menyalakan ponselnya. Dia masih merasa malu mengingat DMnya pada Septian.
Kira-kira Kak Septian baca nggak ya?
Dibalas nggak, ya?
***
Berbeda dengan Sevila, Septian bangun di jam 9 pagi. Padahal pintu kamarnya sudah diketok-ketok oleh kakaknya yang rutin mengajak untuk joging di hari Minggu. Septian meregangkan badannya, kemudian baru beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka. Aroma makanan dari dapur membuat Septian tergugah selera. Semalam, dia hanya mengganjal perutnya dengan pisang. Buru-buru Septian mengambil duduk di meja makan.
"Mandi dulu, gih. Bau kamu." Titah Mama Septian. Namun, cowok itu tidak menurut dan sudah menyendokkan nasi ke piringnya.
"Nanti aja." Katanya.
Mama Septian hanya geleng-geleng melihat tingkah anak keduanya itu.
Selesai sarapan yang sudah kesiangan, Septian baru melakukan ritual mandi. Setelahnya, dia hanya memanjakan diri dengan rebahan di kamar. Terdengar lagi gedoran di pintu kamarnya dari sang kakak, kini perempuan itu memintanya untuk menemani berbelanja ke pasar.
Ada-ada saja!
Septian memainkan ponselnya. Tapi kali ini dia tidak main game online. Septian membuka Instagram, dia mengecek DM. Dari terakhir kali dia memeriksanya, tidak ada lagi pesan yang dikirim oleh Sevila.
***
Sevila mengerucutkan bibirnya. Kesal. Kenapa DMnya untuk Septian hanya dibaca dan tidak dibalas? Apakah setidakpenting itu. Mungkinkan Septian tidak suka dengan gadis yang sok kenal dan sok akrab seperti dirinya?
Arghhh.
Sevila membuka roomchat DM dengan Septian. Tertanda, cowok itu sudah membacanya. Sevila geram, kenapa coba Septian tidak membalasnya? Ya ... Setidaknya balas dengan emotikon jempol kek, Sevila kan jadi senang.
Padahal semalam, Sevila sudah mati-matian menutup rasa malu sesaat untuk mengetik pesan ucapan selamat ulang tahun pada Septian. Ternyata hasilnya, nol besar!
Sevila mematikan ponselnya. Sudahlah, dia sepertinya bukan bagian penting yang singgah di hidup Septian. Mungkin kejadian kemarin hanya suatu kebetulan. Tidak ada maksud lain yang hendak Tuhan perlihatkan.
Mungkin ini hanya perasaan Sevila saja yang terlalu berlebihan. Dasar cewek!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of September [end]
Teen FictionSeptian lahir pada awal bulan September, begitupun dengan Sevila. Keduanya memiliki nama yang hampir sama. Septian dan Sevila sama-sama bodoh dalam dunia per-bucinan. Keduanya bertemu tanpa sengaja, menjalin ikatan batin dan mengulas hari dengan pen...