Assalamualaikum
Happy reading
.
.
.Suara roda berankan terdengan di koridor rumah sakit. Dion segerah di larikan keruangan UGD.
"Dion bertahan Yon," ucap Leoni yang terus berjalan mengikuti brankan tersebut. Sedangkan yang lain masih dalam perjalanan termaksud Alea. Karna mereka membawa kendaraan masing-masing, sebenarnya Leoni membawa mobil tetapi dia serahkan kepada Aren demi menemani Dion di dalam Ambulance, dan itu pasti nya membuat Alea agak sedikit curiga tentang keduanya.
Orziky seger bergegas keluar dari ruangan nya saat mendapat kabar ada pasien kecelakanaan.
Saat keluar ruangananya, dia berpapasan dengan dua suster yang membawa brankar.
"Dion?" batin Orziky saat.
"Orziky ya?" tanya Leoni membuat Orziky mengangguk. Dia tidak asing dengan wanita ini.
"Ayok dok, ini mau di bawa keruang UGD," ucap salah satu suster itu, setelah mendapat anggukan dari Orziky mereka langsung membawa Dion ke ruang UGD.
"Tolong tunggu disini sebentar mbak," ucap suster itu kepada Leoni. Leoni duduk di kursi depan ruang UGD. Tak lama Alwi dan temannya datan bersama Aren dan juga Bella, jika ditanya dimana Alea? dia masih dalam perjalanan.
"Lah.." ucap Alea saat menyadari motornya mogok.
"Sialan lo!!" ucap nya sambil menendang motor nya. Keberuntungan datang pada Alea, dia tidak perlu lama menunggu taxi. Taxi berhenti didepan nya dan dengan cepat dia masuk dan meninggalakn motor nya di pinggir jalan.
"Cepetan ya pak," ucap Alea yang di angguki supir taxi tersebut.
Setelah memerikasa Dion, Orziky segerah keluar dan disana sudah ada teman-teman Dion. Dalam hati Orziky bertanya-tanya tentang keberadaan Alea? Kenapa Alea tidak ada ikut bersama mereka, Pikir nya.
"Dok gimana keadaan teman kita," tanya Leoni.
"Benturan di kepalanya tidak cukup parah, tapi dia belum sadarkan diri." jelas Orziky,
"kami boleh masuk dok?" tanya Leoni mendapat anggukan dari Orziky. Leoni dan temannya langsung masuk.
Orziky sebelum meninggalkan ruangan UGD itu, dia berhenti sejenak saat melihat seorang gadis tengah berlari ke arah nya. Dan benar saja dugaan nya, pasti gadis ini akan menabraknya.
Bugh!!
Alea terjatuh saat menabrak seseorang. Orziky hanya melihat saja tanpa membatu nya. Alea berdiri dan dia akan memarahi seseorang itu.
"Lo tu ya--" ucapan Alea terhenti saat melihat siapa orang yang telah dia tabrak.
"Iky?" ucap Alea melihat suaminya itu tengah berdiri tegak dengan tangan yang di lipat di atas dada dan jas dokter melekat di tubuhnya.
"Apa, " ucap Orziky mendatar kan mukanya.
"Iss, sakit tau," ucap Alea memanyunkan bibir nya sambil memegang kening nya. Orziky meju mendekat ke arah Alea.
"Coba liat," ucap Orziky, Alea pun mendongak menatap Orziky.
"Kasiann," ucap Orziky sambil mengusap-usap kening Alea yang sedikit memerah.
"Mau di obatin gak?" tanya Orziky membuat Alea mengangguk.
Cup!
"Nah, udah sembuh tu," ucap Orziky setelah mencium kening Alea. Alea membulakan matanya saat satu kecupan mengenai dahinya, dan pipi nya pun mulai memanas.
"Pipi nya juga merah tu, mau di obatin juga?" goda Orziky sambil menaik turun kan Alis nya, dan dengan cepat Alea menutup kedua pipi nya dengan telapak tanganya kemudian menggeleng.
"iss.. apaan si, jangan macem-macem ya, ini tu rumah saki, tu banyak orang," ucap Alea.
"jadi kalo dirumah boleh dong," goda Orziky.
"gada-gada!" ucap Alea membuat Orziky mendengus kesal.
"lain kali kalo jalan tu hati-hati, untuk nabrak suami sendiri, kalo nabrak tembok gimana," ucap Orziky sambil mengusap-usap dahi Alea.
"Namanya juga buru-buru. Eh, Dion di ruangan mana?" Muka Orziky mendadak datar mendengar Alea menyebut nama Dion.
"Se khawatir itu ya, sampai keselamatan sendiri gak di peduliin," ucap Orziky membuat Alea kembali menatap nya.
"Bu-bukan gi---"
"dia masih didalam" potong Orziky, Alea mengehela nafas. Pasti Orziky salah paham, pikir nya.
"Eh dia siapa Ky?" tanya Aisy yang baru saja bergabung. Alea menatap wanita berjilbab di samping nya itu mulai dari bawa sampai ke atas, sangat jauh berbeda dengan pakaian nya yang terbuka.
"Kenapa?" tanya Alea kepada Aisya yang juga terus menatap nya.
"Kaya pernah liat. hmm, bodo lah, "batin Aisya. Aisya menatap Orziky dengan senyumam manis di bibir nya.
"Gimama Ky?" tanya Aisya membuat Orziky mengerutkan keningnya pertanda bungung.
"Bekal yang saya kasi tadi pagi, enak gak, mau saya bawaain lagi Besok?" jelas Aisya.
"Apa! Bekal?" batin Alea. Dia menatap Orziky dengan tatapan tajam.
"Iyya enak," jawab Orziky tanpa memikir kan perasaan Alea. Alea sudah merasa tidak nyaman lagi akhir nya melangkah pergi ke ruangan inap tempat Dion tanpa berpamitan.
"Jadi mau saya bawain bekal lagi besok?"
"Gak usah Ai, terimah kasi, ini cukup yang terakhir kali nya," ucap Orziky kemudian meninggal kan Aisya.
Ceklek!!
Dengan perasaan kesel Alea msuk kedalam ruangan Dion. Alea melihat didalam hanya ada Leoni dan menemani Dion. Kemana yang lain? Pikir Alea. Alea berhenti sejenak saat melihat Leoni memegang tangan Dion.
"Apapaan ni?" batin Alea.
"Ekhmm!" dehem Alea membuat Leoni reflek melepas tangan Dion.
"Eh baru nya-mpe lo?" gugup Leoni.
"Yang lain mana?" tanya Alea.
"udah pulang."
"Trus lo gak pulang?" tanya Alea.
"Oh gue nungguin Alwi, dia keluar bentar," jelas Leoni membuat Alea mengangguk. Alea mendekat ke arah Dion yang yang terbaring dengan mata terpejam.
"Cepat bangun Yon," ucap Alea, jujur dia sangat sedih melihat kondisi Dion sekang.
"Gue gak bisa lama-lama, titip salam buat Dion, jangan lupa kabarin gue kalo dia sudah siuman," ucap Alea membuat Leoni mengangguk. Alea keluar dari ruangan Dion dengan hati yang masih menahan cemburu, kesel, Dan ini semua karna Orziky.
.
.
.
.
Setiap orang yang berjalan selalu meninggalkan jejak kakinnya
Setiap pembaca semoga meninggalkan jejak 😂😂😂Oh iyya maaf, pasti kalian banyak nemuin typo kan?kan? Udah iyyain aja, kan emang bener, maaf ya heheh, itu salah satu kekurangan saya:'
A
N
DTerimakasih:3
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Senja
Fiksi Umumjangan lupa follow " Hmm, " Dehem Alea kemudian masuk kedalam kamar mandi, setelah Beberap menit dia keluar dengan baju kaus yang dipadukan dengan celana pendek. " Astagfirullah, " ucap Orziky melihat pakaian Alea. " Ya Allah ampuni saya, " sambun...