Aren, Zaky dan perasaan.

41 7 1
                                    


Assalamualaikum.
Happy Reading.
.
.
.
.

Langkah Aren membawa dirinya ke kantin bersama Leoni. Terlihat sangat ramai, hampir tak ada tempat untuknya. Tak sengaja manik nya tertangkap pada tangan yang melambai kepadanya.

"Yuk kesana." Kedua nya melangka ke tempat dimana disana ada Zaky, Alwi, Reza.

"Kalian udah pesan belum?" keduanya menggeleng.

"Biar Gue aja yang kesana. Lo mau apa Ren?"

"Samain aja sama Lo," Leoni mengangguk. Aren mulai duduk di samping Zaky.

"Tumben." Suara itu membuat Aren dan Zaky saling menatap.

"Gak akan pernah." ucap Keduanya.

"Lo. Kok ngikutin Gue?"

"Lo kali," Zaky.

"Udah. Kalian ini berantem aja," Reza menghentikan perdebatan didepannya.

"terimakasi Mbak." Alwi sambil menerima beberapa mangkok mie ayam.

"Kenapa kasi ke Gue?" Aren yang melihat Reza memberikam mie ayamnya kepadanya.

"Keliatan nya Lo udah laper. Lo makan aja duluan." Aren yang mendengar itu sesekali melirik Zaky, kemudian tersenyum licik.

"Terimakasi Reza," jawabnya tersenyum manis.

"Gak bisa gitu dong. Ambil kembali punya Lo," Zaky sambil memberikan kembali punya Reza.

"Lo juga. Gak bisa sabar dikit ya," ucapnya pada Aren.

"Zaky. Bukan Aren kok yang minta, kan Gua sendiri yang ngasi tadi." Reza sambil memberikan kembali mangkoknya.

"Pesanan datang," Leoni membelai keributan sambil membawa dua mangkok mie ayam.

"Ni Reza. Punya Gue udah ada."

"Ren jangan makan dulu." Reza membuat Aren mengurungkan niatnya memakan semangkok mie ayam di depannya.

"Gua takutnya Lo ada kelas lagi setelah ini. Gue pengen ngomong sesuatu sama Lo. Dan mumpung ada mereka yang jadi saksi," Kemudian Reza mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan perkataan.

"Gua suka sama Lo. Lo mau kan jadi pacar Gua Ren?" Reza dengan penuh keberanian.

"Ukhhukkk...,Ukhuhhkk...,"

"Zak minum dulu." Alwi memberikan Zaky segelas air putih.

"Jantung Gua? Kenapa dada Gua sesak gini," Batin Zaky.

"Zak. Ga papa kan?"

"Woy Zak!"

"Ha! Ngagetin aja Lo." Zaky yang tersadar dari lamunanya.

"Aellah Zak. Ngancurin momen romantis Lo," Ucap Reza sesekali memukul lengan Zaky.

"Ren gimana?" Reza mengulang kembali.

"Trima-trima."

"Trimaa...!"

yang menyaksikan membuat Reza semakin semangat.

"Gua duluan." Zaky meninggalkan keramaian kantin.

"Za. Gue minta maaf, tapi Gue gak bisa. Masih banyak cewek lebih dari Gue. Gue juga panit," Aren keluar berlari menyusul Zaky.

"Ini beneran Wi?" Reza melemaskan badannya ke Alwi.

"Baru kali ini Gua disakitin cewek. Biasanya Gua yang nyakitin cewek," Sambungnya.

Assalamualaikum SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang