Perubahan Alea

50 8 1
                                    

Assalamualaikum
Happy Reading
.
.
.
.

Plak!

"Udah Puas Lo Ha!?"

"Ini kan yang Lo mau? Iyya!" Kerasnya suara Alea membuat beberapa Orang disana menatap nya.

Plak!

"Ini yang Lo bilang cinta Yon?"

"Kata mereka bener. Lo hanya terobsesi Dion, Lo gak cinta sama Gue." Dion hanya diam menunduk.

"Lo bilang gak mau nyakitin Gue? Dengan Lo nyakitin Orziky. Lo juga udah nyakitin Gue Dion!"

Plak!

"Alea," Dion mengangkat suara setelah meresakn pipinya begitu panas, perih.

"Apa? Sepulu kali Gue tampar Lo, Belum sebanding sama sakit Orziky saat ini!" Alea sambil menunjuk-nunjuk Pria di depannya.

Bugh!

Zaky datang menghantam Dion. Dion tersungkar sampai punggunya mengenaik tembok. Dengan amarah yang membakar dirinya, Zaky menarik kera baju Dion.

"Puas Lo Ha! Selalu saja Lo!"

Bugh!

"Aaa...!"

"Zaky sudah-sudah." Abi Orziky datanga menghentikan interaksi keduanya.

"Umi hikss...," Alea menjatuhkan pelukanya kepada mertuanya. Menangis sejadi-jadinya disana dalam dekap wanita paruh baya itu.

"Abi. Dia emang pantas di giniin."

"Zaky. Ini musibah," Suara itu menghentikan emosi Zaky sedikit.

"Ayo duduk, jelaskan semua kejadian nya." Abi menuntun Dion duduk dikursi panjang. Dion menjelaskan semuanya tanpa sisah.

Tak lama terlihat Alan berdiri di depan puntu ruangan.

"Alan-Alan. Orziky gimana? Dia baik-baik saja Kan?" Ucap Alea.

"Maaf Saya katakan. Orziky sekarang sedang koma. Tusukan pisau itu sangat dalam hingga menusuk jantung Orziky, Dan. Sangat tipis sekali peluang Orziky hidup jika dia hanya mengandalkan jantungnya." Pernyataan itu membuat semua yang ada disana melemas.

"Alea!"

Alea terjatuh. Badanya bergetar hebat, lemes dikakinya semakin menjadi-jadi. Air mata keluar tak henti-hentinya.

"Ini gak mungkin," Alea menggeleng.

"Hikss..., hikss..., Bi anak ku Abi," Umi Maryam beralih ke suaminya.

"Zaky. Bantu Alea berdiri. Orziky akan dipindahkan keruangan Icu." Alan masuk kembali. Zaky membantu Alea yang semakin melemah.

"Permisi."

"Orziky."

Terlihat Orziky di atas brankar telanjang dadah. Hanya ada selang mengelilingi tubuhnya, alat pernapasam pada mulut dan hidungnya. Kondisi Pria tanpan ini sangat kecil peluangnya untuk hidup.

"Ya Allah Iky," Umi Maryam berteriak.

"Orziky," Alea dengan suara paruhnya. Dirinya mendekat, menatap Suaminya penuh memprihatinkan. Akankah Orziky masih melindunginya? Apakah Orziky masih bisa melihatnya? Apakah Orziky masih bisa tersenyum padanya? Masih bisakah Dia memakan masakan Pria yang Dia cintai itu? Ini terlalu berat baginya untuk menerima kenyataan ini.

"Kamu harus bangun demi Aku Ky. Please," Bantin Alea sambil mencium kening Orziky.

"Maaf. Kami tak bisa nunggu lama, ini juga demi ke adaan pasien." Brankar Orziky di dorong menuju ruang Icu.

Assalamualaikum SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang