USAI

81 12 2
                                    



Assalamualaikum
Happy Reading
.
.
.


Ceklek.

Tit. Tit. Tit.

Hanya ada suara mesin yang menghidupkan ruangan bernuasa putih itu. Alea kembali melemas, tapi dia harus paksakan berjalan demi Orziky. Yap, tepat di samping Pria terpampang itu dia duduk. Cairan bening itu lolos kembali melihat ke adaan Orziky.

"Assalamualaikum Orziky," bisik Alea ditelinga sang Empu.

"Kamu cepat sembuh ya Ky. Aku kangen sama Kamu." Alea menghentikan sejenak ucapannya. Berusaha dia menelan kristal yang mengganjal ditenggorokannya akibat menahan tangisnya. Suara nya pun telah berubah setelah semalam menangisi Orziky.

"Ky, andai Kamu sekarang bangun dan liat Aku seperti ini. Gak kebayang deh gimama ekspresi Kamu," ucap Alea sambil tersenyum hambar. Tak ada kata-kata lagi yang mampu Ia ucapkan kepada Pria yang tak berdaya didepannya. Rasanya hanya ada sesak yang ia rasakan membuat lidahnya selalu tertahan untuk bicara. Cairan beningnya juga tak bisa berhenti keluar.

Alea bangkit dari duduknya kemudian mencium kening Suaminya. Beberapa menik berlalu tiba-tiba mesin pendeteksi detak jantungnya berbunyi lebih cepat.

"O-Orziky," Dengan perasaan panik Alae berlali keluar.

"Doter! Dokter!!" Teriak Alea membuat beberapa Orang disana ikutan panik.

"Kenapa Alea? Ada apa dengan Orziky." Umi Maryam ikut panik.

"Gak tau Umi hiks...,"

Tak lama Alan berlari bersama Dokter lainnya dan para Sister.

"Alan tolongin Orziky Alan." Alea memohon.

Alan segera masuk memeriksa. Dan benar saja terlihat dari jendela kaca ruangan itu Orziky semakin para.

"Assalamualaikum Abi. Abi dimana? Orziky kondosinya semakin drop Hiks.... Abi cepetan kesini," Umi Maryam menelpon suaminya dengan tangisnya.

Dilain tempat Aren dan Zaky menemani Arga disekolahnya.

"Orziky sekarang gimana ya?" Aren membuat Zaky mengangkat bahunya.

"Tadi malam dapat donor ginjal?" Zaky menggeleng.

"Itu Dia. Gua takutnya Bang Iky kenapa-napa," Zaky melemas.

"Kasian Gua Sama Alea."

"Om Jaky, Alga pulang." Arga datang menghampiri kedua pemuda berlawan jenis itu.

"Sekalang. Kita ketemu Papa, horeee!" Arga sambil melompat-lompat.

"Ya udah Yok." ketiganya berjalan ke arah motor Zaky. Kemudia, mereka melangsungkan perjalananya menuju rumah sakit.

Diruangan bernuasa merah mudah Dion melamun. Hingga suara wanita membuayarkan lamunanya.

"Dion. Kamu kenapa si?" tanya Mamanya. Dion menggeleng.

"Dion cerita sama Mama," Dion akhirnya angkat bicara. Memberi tahu semua tentang kejadian semalam.

"Apa? Kamu gak papa Sayang?" Dion mengangguk.

"Tapi Suami Alea sedang di ICU sekarng Mah. Ini semua karna nyelamatin Dion," gumamnya dengan muka sedihnya.

"Dan kata Dokter. Sedikit peluang Orziky akan hidup. " sambungnya.

"Kamu tenang ya Dion. Mama akan coba bantu Kamu."

"Gak bisa Ma. Dion hutang nyawa sama mereka."

"Ya trus? Ini semuanya takdir Dion. Jangan terlalu salahin diri Kamu seperti ini," Gumamnya

Assalamualaikum SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang