Rencana 2

44 9 0
                                    


Assalamualaikum
Happy Reading
.
.
.
.

"Halo?" Suara Dion.

"Kenapa?" suara lembut dari sebrang sana.

"Alea sekarang hamil."

"Ya trus?" suar lembut itu bertanya.

"Bantuin Gua buat gugurin kandunganya," ucap Dion sambil tersenyum miring.

"kamu gila ya Yon ha? anak itu gak bersalah," Suara itu mulai menegas.

"tapi hanya itu jalan satu-satunya biar bisa pisahin mereka."

"Maksudnya?" tanya seseorang pemilik suara lembut itu.

"Nanti aja Gue ceritain. Gua kerumah lo nanti."

Tuttt tuttt! Sambungan terputus.

••••

"

Lo serius Lea nungguin Orziky disini sendirian?" tanya Aren. Bukan hanya Aren yang menawarkan tumpangan pada Alea bahkan Leoni sebelumnya telah menawarkan tapi Alea menolak dan memilih menunggu Orziky.

"Ya udah kalo gitu Gue duluan Lea," ucap Aren membuat Alea mengangguk. Punggung Aren semakin jauh dari penglihatan Alea. Tak lama mobil Orziky berhenti di hadapannya. Alea segerah masuk.

"Maaf ya lama," ucap Orziky.

"Nah gini dong harum," ucap Alea sambil tersenyum manis. Orziky melotot mendengar perkataan Alea.

"Apasi Senja. Ini aja keringat kaya gini," ucapnya sambil melihat dirinya yang sedikit berkeringat. Dia saja tak tahan dan ingin segerah buru-buru mandi.

"Tapi harum," ucap Alea. Orziky hanya menurut saja.

Angka menit mulai berubah. Orziky dan Alea telah sampai didalam kamarnya.

"Aku mandi dulu ya."
Langkah Orziky tertahan karena tarikan Alea pada bajunya.

"Gak usah," ucap Alea sambil berdecak pinggang.

"Gerah Senja. Liat ni aku keringatan gini. Bentar ya," ucapnya tersenyum manis.

"Gak usah mandi Ky. Kamu kalo habis mandi pasti bauh kan."

Mendengar hal itu membuat Orziky tak habis pikir kepada Istrinya, apa ini karena Alea sedang hamil? Pikirnya.

"Mending kamu ganti baju aja sana," Orziky hanya menurut.

"kalo udah ayok buruan turun ya Ky."

Orziky turun mengikuti Alea. Terlihat Alea telah menyantap makananya dengan lahap membuat Orziky berdengus kesal.

"Gitu ya. Sekarang udah mulai gak nungguin," ucap Orziky.

"Udah gak usah marah-marah. Ayok makan," ucap Alea.

"Hmm."

Selang beberapa menit. Keduanya meninggalkan ruang makan, dan beralih ke ruang tamu. Tak lama suara ketukan dari depan.

"Bentar," Orziky bangkit dari duduknya untuk melihat orang dibalik pintunya.

"Mau ngapain?" tanya Orziky melihat Zaky berdiri di ambang pintu dengan Alan.

"Dih gitu amat Lo. Yuk bang masuk," ucap Zaky. Dia masuk bersama Alan tanpa izin dari Orziky.

"Hay Le," sapa Zaky melihat Alea.

"Astaga Zak. Lo lagi Lo lagi," ucap Alea sambil menggeleng.

"Keren juga rumah Lo Ky," ucap Alan kepada Orziky. Kedua tamu tak di undang itu telah duduk manis dengan teh yang disugukan Oleh Bi Yanti. Tak lama, Kembali suara ketukan dari luar membuat Orziky kembali membuka pintu untuk mengetahui Orang dibalik pintu rumahnya.

"Alea ada Dok?" ucap Aren tersenyum manis dengan Leoni.

"Ada. Silahkan masuk."

Keduanya masuk dengan sekantung kresek hitam ditangan Leoni. Kedua wanita itu kaget melihat siapa saja yang ada di ruang tamu.

"Tukan. Lo kalo suka sama Gue, bilang aja. Gak usah ngikut kaya gini," pede Zaky melihat kemunculan Aren ditengah mereka.

"PD banget si Lo. Gue tu kesini mau jengukin ponakan Gue. Bukan ngikutin Lo Orang Utan!" tegas Aren.

"Udah! Mending kalian berdua duduk."

Aren duduk bersebelahan dengan Leoni, Dan begitupun Zaky dan Alan. Keempat tamu itu saling berhadapan dengan meja pembatas mereka. Sama halnya denga Alea yang duduk di samping Orziky. Keheningan beberapa benit menyelimuti Orang yang berada diruang tamu itu, sampai Leoni akhir memecahkannya.

"Eh Lea. Selamat ya, " ucap Leoni sambil memberikan sekantung cemilan kepada Alea.

"Thanks Ni."

"Selamat apaan ni?" tanya Zaky.

"Alea sedang ngandung keponakan Gue," ucap Aren membuat Zaky dan Alan kaget.

"What? Serius bang," ucapnya yang diangguki oleh Orziky.

Tass! Suara tos.

"Kita punya ponakan," kata Zaky dan Alan berbahagia membuat Orziky memotar bola matanya.

"Eh tapi tunggu. Kalian nyium bau tak sedap gak si?" tanya Zaky membuat yang lain mengangguk.

"Lo gak mandi ya Ky?" tanya Alan sambil menyipitkan matanya.

"Iyya," jawab Alea.

"Iii... Kok lu jorok si," ucap Alan.

"Tapi harum tau," ucap Alea sambil memeluk tangan Orziky membuat yang lain tak habis pikir dengan Alea.

"Hidung Lo pasti rusak tu Lea," ucap Zaky membuat Alea menatapnya tajam.

"Hidung Lo tu yang sumpek," kesel Alea.

"Udah! Alea kaya gini tu karna hamil," Ucap Aren membuat sebagian mengangguk.

"Leoni. Bukanya Lo kesini mau bicarain sesuatu?" tanya Arem membuat Leoni menupuk jidatnya.

"Oh iyya hampir lupa. Jadi Gini, Gue saat pulang kampus kan. Gue tadinya jalan menuju parkiran ni, nah sebelum Gue nyampe parkiran, Gak sengaja Gue denger Dion telponan sama orang dan katanya Dia mau gugurin kandungan. Dan, dia juga minta bantuan sama orang yang ada dibalik telpon itu," jelas Leoni membuat suasana ruangan itu menegang.

"Jangan bilang Dion punya rencana busuk buat Lo Lea," ucap Zaky dengan rahang mengeras.

"Ya Gue gak tau ya siapa kandungan yang mau digugurkan sama Dion. Tapi kalo dipikir-pikir Dion dendamnya sama siapa lagi kalo bukan Alea sama Orziky," ucap Leoni.

"Ky Aku takut," ucap Alea didalam dekap Orziky.

"Sstttt... Udah, jangan diambil pusing. Dia gak bakal sentuh kamu sedikitpun," ucap Orziky menenangkan Alea. Dia saja membara mendengar cerita itu. Apa lagi yang Dion maksud beneran Alea, Dia tidak akan membiarkan itu.

"Dion teman Lo Zak?" tanya Alan.

"Iya. Tapi dulu," ucap Zaky.

"Kamu jangan khawatir Lea, kita semua akan melindungi kamu," ucap Aren membuat mereka disana memngangguk.

"Thanks ya," balas Alea.

Malam semakin larut. Kini Alea telah terlelap di kasur empuk miliknya. Dirinya hari ini terasa sangat lelah setelah melayani para tamunya tadi. Begitupun Orziky yang merasa nyaman dengan dirinya setelah mandi. Belum apa-apa Alea sudah menyiksanya, giamana hari berukutnya? Tapi ini semua demi Alea dan Buah hatinya, Pikirnya.

Segini dulu.
Next gak ni??
Pamit dulu ya Assamualaikum.

Assalamualaikum SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang