33

39 13 3
                                    

"Bersalah"

****

Oliv sedang membaca novel dikamarnya Ia tiba tiba mengingat perkataan bizar ia harus tetap maju apa mundur?

Oliv merasa bingung bertahan menyakitkan melepas juga menyakitkan

Namun ia harus memilih ia juga butuh kebahagian

"Pusing ah ntaran aja mikirinya "gumam oliv pelan

saat ia sedang asik membaca novel tiba tiba ponselnya berdering dan menampakan nama brian dilayar ponselnya

"Tumben ni dugong nelpon,apa jangan jangan ribut ama ze ya?"tanya oliv pada diri sendiri,lalu tanpa pikir panjang ia mengangkat telfonya

"Assalamualaikum tumben lu nelpon ngapa ribut ama ze?"

Bukanya menjawab brian terdengar seperti menangis

"Lu kenapa putus sama ze?"tanya oliv dengan nada penasaran

"Liv"ucap brian dengan suara yang sangat pelan namun masih bisa didengar

"Kenapa si lu?"tanya oliv dengan nada yang sedikit panik

"Liv bizar liv bizar"ucap brian dengan tangisnya yang langsung pecah

Jantung oliv berpacu dengan cepat,rasa panik mulai menyelimuti dirinya

"Bizar kenapa?"tanya oliv dengan nada sedikit memelan

Suara brian makin terdengar kalau saat ini ia tengah menangis

"Bizar kenapa brian"ucap oliv dengan sedkit berteriak

"Bizar meninggal liv"tangis brian pecah seketika

Deggg...

****
Flashback...
Pukul 18.35

Bizar meninggalkan halaman rumah oliv

Bizar melajukan motornya dengan kecepatan tinggi,emosinya memuncak saat ini,ia merasa sangat payah saat melihat orang yang dia sayangi menangis didepannya karna seseorang

Hatinya juga merasa sangat gelisah saat ini ia juga tidak tau

Ia menambah kecepatan motornya membelah jalanan ibu kota yang padat

Terlihat lampu lalu lintas sudah berwarna kuning

Namun bizar malah menambah kecepatan motornya bukanya berhenti

Saat iyaa sudah mulai dekat perempatan lampu sudah berwarna merah namun ia tetap melaju dengan kecepatan tinggi

Dan...

BRAAKKKK!!!

motor bizar terpental beberapa meter dari tempatnya

Tubuh bizar juga terpental diaspal jalanan

Sebuah truk yang menghantam motor bizar

Semua orang yang ada disana langsung mengerumuni bizar dan ada yang menelfon ambulan

Nafas bizar tersengah sengah

"Huft...huft..huft...maa- maafin guu- aa liv"ucap bizar dengan nafas yang tersengah sengah dan pandangan bizar menghitam.

Tak lama ambulan datang dan langsung membawa tubuh bizar yang penuh dengan darah kedalam mobil ambulan dan langsung menuju rumah sakit

Sesampainya bizar dirumah sakit langsung dilarikan ke UGD

namun saat troli pasien sedang didorong oleh beberapa perawat dan satu orang dokter

tiba tiba dokter itu yang berada disamping bizar menghentikan troli itu

Dokter itu memeriksa urat nadi bizar dan detak jantungnya

Dokter itu menatap wajah para perawat dan menggelengkan kepalanya

"Pasien ini sudah berpulang kepemiliknya"ucap dokter itu dengan suara sendu

"Inalillahi wainailaihi rojiun"ucap perawat itu bersamaan

Dokter itu menutup wajah bizar dengan selimut putih

"Hubungi keluarganya"ucap dokter itu dengan suara sendu dan berlalu pergi meninggalkan jenazah bizar dan beberapa perawat

****
"Sus anak saya dimana sus anak saya sus"ucap lia ibu bizar dengan tangisnya yang makin pecah

"Atas nama abizar dirlangga putra ya bu?"tanya suster itu

"Iya sus benar,anak saya dimana?"tanya amar ayah bizar dengan suara sendu

"Jenazah masih ada di UGD pak bu kami ingin memandikan jenazah namun menunggu pihak keluarga terlebih dahulu"ucap suster itu

Lia langsung berlari menuju ruang UGD

Lia membuka pintu ruangan itu,langkahnya terhenti ia jatuh terduduk dan menangis

Ia melihat anak satu satunya terbaring pucat tak bernyawa

"Zaarr"ucap lia dengan suara bergetar

Air mata amar juga terus mengalir

"Mah papa hubungin temen bizar dulu ya kasian mereka belum ada yang tau"ucap amar

Lia tidak menjawab ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat tidur bizar

Ia mengelus lembut kepala bizar,bibirnya bergetar hebat tangisnya pecah

"Kenapa tinggalin mamah secepet ini zar"ucap lia dengan air mata yang terus mengalir

Setelah menelfon brian amar menghampiri istrinya dan jenazah anaknya

Tangis amar pecah melihat anak satu satunya sudah tidak ada didunia ini

"Zaar kenapa tinggalin mama papa zar"ucap amar dengan tangis yang pecah

"Bizaar ya allah bizar"teriak lia dengan tangis yang pecah lia memegang dadanya yang terasa sesak

Tiba tiba tubuh lia ambruk namun amar dengan sigap menangkap tubuh lia

"Dok...Dokter dokter"teriak amar

Tak lama dokter datang dan langsung membawa tubuh lia ke ruang rawat

Amar terduduk didepan kamar jenazah bizar ia tak kuasa berada didekat bizar

Tak lama brian dan ze datang

"Om bizar dimana om?"tanya brian dengan mata sembab dan suara bergetar

Amar berdiri dan menepuk bahu brian

"Kalian ikhlasin bizar ya dia didalem masuk sana kasian bizar udah nunggu"ucap amar dengan suara bergetar

Tangis ze pecah ia langsung berlari masuk kedalam ruangan bizar dan diikuti brian

"Bizaarr!!!"teriak ze dengan tangis yang pecah

"Bizar bangun zar kenapa pergi secepet ini"ucap ze dengan suara bergetar

Brian tidak mampu untuk berbicara mulutnya seaakan tidak bisa mengeluarkan satu kata pun

Bibirnya bergetar hebat,air matanya terus mengalir

Ia menatap tubuh bizar yang sudah sangat pucat dan sudah tidak bernyawa

Ia menggenggam tangan bizar

"Gua ikhlas zar gua ikhlas"ucap brian dengan tangisnya yang pecah

"Bizaarr"ucap ze sambil mengelus kepala bizar

"Yan kabarin raka sama oliv kasian mereka belum tau,jenazah bizar bakal dimandiin bentar lagi kasian mereka kalo sampe udah dimandiin ga bisa nyentuh"ucap oliv dengan suara sendu dan sedkit bergetar

Brian mengangguk dan langsung menelfon raka dan oliv

Next part yaa...

April [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang