48

23 11 0
                                    

"pelukanmu masih menjadi obat penenang terbaik"

*****

Oliv menghampiri raka yang duduk tak berdaya ditanah

Ia berjongkok dan memegang wajah raka

"Liv"panggil raka lirih

Oliv memeluk tubuh raka dengan air mata yang mengalir

"Kamu gpp ka?"tanya oliv dengan suara bergetar

Raka menggelengkan kepalanya ia memegang wajah oliv dengan lembut

"Kamu ada yang luka?"tanya raka dengan suara yang semakin memelan

Oliv menggelengkan kepalanya dengan bibir bawah yang ia gigit agar tangisnya tidak pecah

"Bagus kalo kaya gitu"ucap raka sambil tersenyum

Oliv menelfon brian dan ze untuk membantunya membawa raka kerumah sakit

Beberapa saat kemudian brian dan ze datang

"Raka kenapa liv?"tanya brian dengan wajah khawatir

"Nanti gua jelasin sekarang bantuin gua bawa raka kerumah sakit dulu"ucap oliv

Ze dan brian mengangguk paham ia membantu oliv membawa raka kerumah sakit

****
Oliv terduduk didepan ruang rawat raka dengan tatapan kosong

Ze datang menghampiri oliv dan menyodorkan teh hangat

"Nih minum"ucap ze

Oliv menerima minuman dari ze dan tersenyum

"Muka lu kenapa?"tanya ze yang melihat wajah oliv memar dan ada bekas darah

"Aah ini jatoh"ucap olov sambil tertawa kecil

"Liv mana ada orang jatoh lukanya kaya orang abis dipukulin"ucap ze

"Gua gpp ze"ucap oliv sambil tersenyum berusaha meyakinkan ze bahwa dirinya baik baik saja

"Liv gua sahabat lu,kalo lu ada masalah cerita sama gua"ucap ze dengan nada khawatir

"Janji ga bilang siapa siapa?"tanya oliv sambil menatap sendu kearah ze

"Iya gua janji"ucap ze

Oliv menceritakan semua yang dialaminya dari mulai pesan nia,penyiksaanya,dan raka

Ze yang terbawa emosi langsung bangkit dari duduknya dan mengumpat

"Sialan tuh cewe kenapa lu ga bilang ke gua liv kenapa?!"teriak ze sambil mengguncang tubuh oliv

"Raka jangan sampe tau ya ze gua mohon"ucap oliv dengan suara bergetar

"Tapi liv dia pacar lu,dia berhak tau liv apalagi masalahnya kaya gini"

"Gua mohon"ucap oliv dengan tatapan memohon

Ze menghela nafas kasar ia menatap wajah oliv yang berantakan

"Lu yakin sama keputusan lu?"tanya ze dengan lirih

Oliv mengangguk dengan air mata yang menetes

"Kita laporin polisi aja ya"ucap ze

"Percuma ze kita ga punya bukti,kalo cuma luka luka doang polisi mana percaya ze"ucap oliv

"Pokoknya lu tenang aja gua bakal nyari bukti buat jeblosin tuh jalang ke penjara,okke jadi jangan buru buru ambil keputusan ya"

Ze memegang bahu oliv dan memberi oliv semangat

Oliv tersenyum dan mengangguk

"Yaudah sana tengokin raka kasian dia"ucap ze sambil tersenyum

Oliv bangkit dari duduknya dan menuju kamar raka

Ia membuka pintu dan melihat laki laki yang ia cintai terbaring tak berdaya

Perlahan ia mendekat ke arah raka,ia menatap wajah damai raka yang penuh dengan luka

Ia beralih memegang tangan raka dan menciumnya

"Kamu kuat ya ka demi aku"ucap oliv sambil menatap dalam dalam wajah raka

"Maaf kalo aku bikin kamu menderita"

"maaf kalo aku nyusahin kamu"

"dan..."oliv mengatur nafasnya dan menyeka air matanya yang terus mengalir

"Dan maaf aku ga bisa bikin kamu bahagia"ucap oliv dengan tangisnya yang pecah,namun ia menggigit bibir bawahnya agar tidak terlalu terdengar

Oliv menangis sambil memegang tangan raka

Tiba tiba sebuah tangan menjulur dan menghapus air mata oliv

"Kenapa nangis? Aku gpp sayang"ucap raka sambil memegang wajah raka

Oliv tersenyum sambil menangis

"Heey koq malah tambah nangis"ucap raka

Oliv tersenyum sambil menghapus air matanya

"Maaa-aaaf hikss..."ucap oliv dengan suara bergetar

Raka membawa oliv kedalam dekapanya dan menepuk nepuk bahu oliv

"Kamu ga perlu minta maaf,kamu ga salah cantik"

"aku yang harusnya minta maaf ga bisa jagain kamu"ucap raka seraya melepas pelukanya dan menatap wajah oliv

"Kita putus aja ya ka"lirih oliv

Raka hanya tersenyum dan kembali membawa oliv kedalam dekapanya

"Kamu bisa ngomong kaya gitu karna lagi sedih,aku bisa ngerti"

"bibir kamu mungkin bilang mau putus,tapi hati kamu bilang enggak liv"

"berhenti bohongin diri sendiri,kalo kamu suka bilang suka,kalo cinta bilang cinta"

"kasian kalo diri kamu,kamu bohongin terus"ucap raka lembut sambil.menepuk nepuk bahu oliv

Bahu oliv bergetar hebat tangisanya mulai terdengar

Oliv benar benar tidak tahu harus bagaimana

Ia tidak mau pergi tapi semesta memaksanya untuk pergi.

Raka melepas pelukanya dan menghapus air mata oliv

Ia menggeser tubuhnya dan menyisahkam setengah kasurnya

Ia menepuk nepuk bahunya

"Sini cape kan"ucap raka sambil tersenyum

Oliv tersenyum dan langsung berbaring disebelah raka

Ia memeluk tubuh raka dengan tulus,raka mengelus rambut oliv dengan lembut

"Hidup itu sebenernya mudah liv kalo kita jujur sama diri sendiri"

"sebahaya apapun resikonya lebih baik jujur dari pada bohong"

"sebuah kebohongan bisa jadi sebuah penyesalan yang amat menyakitkan suatu hari nanti"

"jadi aku mohon sama kamu jangan pernah bohong sama diri sendiri"

ucap raka dengan jelas sambil mengecup kening oliv

"Maaf"ucap oliv dan menenggelamkan wajahnya didada bidang raka.

Jangan lupa vote...

April [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang