"pelukanmu masih menjadi obat penenang terbaik"
*****
Oliv menghampiri raka yang duduk tak berdaya ditanah
Ia berjongkok dan memegang wajah raka
"Liv"panggil raka lirih
Oliv memeluk tubuh raka dengan air mata yang mengalir
"Kamu gpp ka?"tanya oliv dengan suara bergetar
Raka menggelengkan kepalanya ia memegang wajah oliv dengan lembut
"Kamu ada yang luka?"tanya raka dengan suara yang semakin memelan
Oliv menggelengkan kepalanya dengan bibir bawah yang ia gigit agar tangisnya tidak pecah
"Bagus kalo kaya gitu"ucap raka sambil tersenyum
Oliv menelfon brian dan ze untuk membantunya membawa raka kerumah sakit
Beberapa saat kemudian brian dan ze datang
"Raka kenapa liv?"tanya brian dengan wajah khawatir
"Nanti gua jelasin sekarang bantuin gua bawa raka kerumah sakit dulu"ucap oliv
Ze dan brian mengangguk paham ia membantu oliv membawa raka kerumah sakit
****
Oliv terduduk didepan ruang rawat raka dengan tatapan kosongZe datang menghampiri oliv dan menyodorkan teh hangat
"Nih minum"ucap ze
Oliv menerima minuman dari ze dan tersenyum
"Muka lu kenapa?"tanya ze yang melihat wajah oliv memar dan ada bekas darah
"Aah ini jatoh"ucap olov sambil tertawa kecil
"Liv mana ada orang jatoh lukanya kaya orang abis dipukulin"ucap ze
"Gua gpp ze"ucap oliv sambil tersenyum berusaha meyakinkan ze bahwa dirinya baik baik saja
"Liv gua sahabat lu,kalo lu ada masalah cerita sama gua"ucap ze dengan nada khawatir
"Janji ga bilang siapa siapa?"tanya oliv sambil menatap sendu kearah ze
"Iya gua janji"ucap ze
Oliv menceritakan semua yang dialaminya dari mulai pesan nia,penyiksaanya,dan raka
Ze yang terbawa emosi langsung bangkit dari duduknya dan mengumpat
"Sialan tuh cewe kenapa lu ga bilang ke gua liv kenapa?!"teriak ze sambil mengguncang tubuh oliv
"Raka jangan sampe tau ya ze gua mohon"ucap oliv dengan suara bergetar
"Tapi liv dia pacar lu,dia berhak tau liv apalagi masalahnya kaya gini"
"Gua mohon"ucap oliv dengan tatapan memohon
Ze menghela nafas kasar ia menatap wajah oliv yang berantakan
"Lu yakin sama keputusan lu?"tanya ze dengan lirih
Oliv mengangguk dengan air mata yang menetes
"Kita laporin polisi aja ya"ucap ze
"Percuma ze kita ga punya bukti,kalo cuma luka luka doang polisi mana percaya ze"ucap oliv
"Pokoknya lu tenang aja gua bakal nyari bukti buat jeblosin tuh jalang ke penjara,okke jadi jangan buru buru ambil keputusan ya"
Ze memegang bahu oliv dan memberi oliv semangat
Oliv tersenyum dan mengangguk
"Yaudah sana tengokin raka kasian dia"ucap ze sambil tersenyum
Oliv bangkit dari duduknya dan menuju kamar raka
Ia membuka pintu dan melihat laki laki yang ia cintai terbaring tak berdaya
Perlahan ia mendekat ke arah raka,ia menatap wajah damai raka yang penuh dengan luka
Ia beralih memegang tangan raka dan menciumnya
"Kamu kuat ya ka demi aku"ucap oliv sambil menatap dalam dalam wajah raka
"Maaf kalo aku bikin kamu menderita"
"maaf kalo aku nyusahin kamu"
"dan..."oliv mengatur nafasnya dan menyeka air matanya yang terus mengalir
"Dan maaf aku ga bisa bikin kamu bahagia"ucap oliv dengan tangisnya yang pecah,namun ia menggigit bibir bawahnya agar tidak terlalu terdengar
Oliv menangis sambil memegang tangan raka
Tiba tiba sebuah tangan menjulur dan menghapus air mata oliv
"Kenapa nangis? Aku gpp sayang"ucap raka sambil memegang wajah raka
Oliv tersenyum sambil menangis
"Heey koq malah tambah nangis"ucap raka
Oliv tersenyum sambil menghapus air matanya
"Maaa-aaaf hikss..."ucap oliv dengan suara bergetar
Raka membawa oliv kedalam dekapanya dan menepuk nepuk bahu oliv
"Kamu ga perlu minta maaf,kamu ga salah cantik"
"aku yang harusnya minta maaf ga bisa jagain kamu"ucap raka seraya melepas pelukanya dan menatap wajah oliv
"Kita putus aja ya ka"lirih oliv
Raka hanya tersenyum dan kembali membawa oliv kedalam dekapanya
"Kamu bisa ngomong kaya gitu karna lagi sedih,aku bisa ngerti"
"bibir kamu mungkin bilang mau putus,tapi hati kamu bilang enggak liv"
"berhenti bohongin diri sendiri,kalo kamu suka bilang suka,kalo cinta bilang cinta"
"kasian kalo diri kamu,kamu bohongin terus"ucap raka lembut sambil.menepuk nepuk bahu oliv
Bahu oliv bergetar hebat tangisanya mulai terdengar
Oliv benar benar tidak tahu harus bagaimana
Ia tidak mau pergi tapi semesta memaksanya untuk pergi.
Raka melepas pelukanya dan menghapus air mata oliv
Ia menggeser tubuhnya dan menyisahkam setengah kasurnya
Ia menepuk nepuk bahunya
"Sini cape kan"ucap raka sambil tersenyum
Oliv tersenyum dan langsung berbaring disebelah raka
Ia memeluk tubuh raka dengan tulus,raka mengelus rambut oliv dengan lembut
"Hidup itu sebenernya mudah liv kalo kita jujur sama diri sendiri"
"sebahaya apapun resikonya lebih baik jujur dari pada bohong"
"sebuah kebohongan bisa jadi sebuah penyesalan yang amat menyakitkan suatu hari nanti"
"jadi aku mohon sama kamu jangan pernah bohong sama diri sendiri"
ucap raka dengan jelas sambil mengecup kening oliv
"Maaf"ucap oliv dan menenggelamkan wajahnya didada bidang raka.
Jangan lupa vote...
KAMU SEDANG MEMBACA
April [SELESAI]✔
Teen FictionKetika sebuah harapan menjadi nyata,seharusnya jangan terlalu bahagia Karena duka bisa datang kapan saja,sampai pada ahirnya kita dipersatukan tuhan Namun apakah kita akan terus bersama? Aku olivia Arditha yang mencintaimu Raka Dewa Nugroho.