ignore time stamp and typo.
happy reading" Kenapa lo pura pura ga kenal si,bilang aja lo udah tau" ucap Arsen lalu duduk di tepi kasur.
"Ya kan aneh, masa iya tiba tiba gue manggil ayah, siapa tau dia mau ngasih tau yang lain" ucap Rissa lalu duduk di bangku.
"Eh tapi kira² yang nelpon lo pak agam disini atau disana" ucap Arsen berfikir sejenak.
"Hmm,kalo gua pikir pikir Rio kan dari dunia kita, nah bisa jadi pak agam juga dari dunia kita" ucap Rissa.
"Hah maksudnya gimana?" Tanya Arsen.
"Iya kayaknya ya ini kan gue kemaren dapat telpon dari Rio sekarang gue dapet dari pak agam, bisa jadi orang yang ada sangkut pautnya sama kasus ini, bisa saling telponan, kalo ga ada gak bisa, coba lo telpon deon atau ga dara" ucap Rissa serius.
'Tutt'
'Tutt'"Gak ada koneksi" ucap Arsen sambil melihat handphone nya.
'Drrtt'
'Drtt'"Tuh, gue nelpon lo bisa" ucap Rissa sambil menelpon Arsen.
'Drrtt'
'Drrtt"Riss kamu dimana? Perasaan 15 menit yang lalu kamu ada di kamar sekarang kamarnya kosong" ucap papanya Rissa dari dalam telpon.
"Apa pah 15 menit?" Tanya Rissa kaget.
"Hm kamu dari tadi di kamar, papah diruang tamu, kalo kamu pergi harusnya papah ngeliat dong, apa mungkin papa ga merhatiin"
"Oh iya pah aku pulang" ucap Rissa.
'Tutt'
"Jadi selama ini kita di dunia kita masih sore" ucap Rissa sambil berbicara tidak percaya.
"Ko bisa, jadi kita sampai di sana kira kira masih jam 6, apa malem?" Tanya Arsen.
" Kemaren gue nyampe nya malem ko" ucap Arsen yang melihat jam yang melingkar di tangan kanan nya.
" Iya gue juga" ucap Rissa sambil berfikir.
"Jadi?" Tanya Arsen yang menaik turun kan alis.
"Gak tau ah" ucap Rissa lalu terjun dari atas ke kasur.
" Eh tapi kemaren deon bilang dia tau siapa orang tua kandung gue" ucap Rissa lalu kembali duduk di atas kasur.
"Ko bisa, ceritanya gimana?" Tanya Arsen lalu menyandarkan tubuhnya ke meja dengan tangan di lipa di dada.
"Dia bilang dia udah lama ngikutin Rio sama kakaknya, nah pas ada misi dia ga sengaja denger percakapan kakaknya sama ayah kandung gue mungkin" ucap Rissa yang membenarkan posisi duduknya menjadi sila.
"Deon?" Tanya Arsen sambil berfikir. Lalu mereka saling bertatap tatapan.
"Misi?" Tanya Rissa.
"Apa si deon mata mata?" Ucap Arsen berfikir sejenak.
" apasi udah lah gausah mikir yang aneh aneh" ucap Rissa lalu terdengar suara ketukan dari arah luar.
"Siapa ya?" Tanya Rissa lalu membukakan pintu.
"Cloviss" panggil Rissa saat melihat siapa orang yang mengetuk pintu.
Lalu Arsen segera bangkit dari duduk nya dan menarik rissa kebelakang nya.
"Mau apa lagi?" Tanya Arsen yang sudah di hadapan Clovis.
"Gue kesini mau minta maaf, tadi gue emosi sen sorry" ucap clovis menatap Arsen dan Rissa lekat.
"Oke" ucap Arsen.
"Lo masuk kamar Riss, gue mau ngomong sama Clovis" ucap Arsen lalu mengajak Rissa keluar kamar.
"Lho?" Ucap Rissa yang sudah di depan pintu. Lalu Arsen menutup pintu. Dan Rissa masuk kamar.
Saat ia memasuki kamar, ia merasakan ada yang berbeda dari kamar itu. tetapi Rissa mengacuhkannya dan melempar handphone nya di ranjang dengan segala arah.
Ia duduk di tepi kasur dan melihat sekeliling merasa ada orang yang ingin mendekat dari belakang ia berbalik dan melihat seseorang sedang mengotak atik handphone nya.
Ia segera berdiri dan mengambil ancang ancang."Siapa lo!?" Tanya Rissa langsung saat melihat orang itu memakai masker, orang itu mengambil handphone Rissa dan berlari di ikuti oleh Rissa.
" berhenti!"
Dan teriakan itu terdengar dari kamar Arsen mereka keluar dan mengejar Rissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
oneirataxia end
FantasySaat dunia lain bisa menyeberang ke dunia lainnya dan memicu masalah terbesar bagi semuanya. 1 masalah muncul dan masalah lainnya muncul. Hal itu pula yang terjadi pada Clarissa dan Deon. Niat hati membantu menemukan siapa dalang dari pembunuh oran...