30. strategy

25 27 5
                                    

ignore time stamp and typo.
happy reading.




'Ctak!'
'Ctak!'
'Ctak!'

Suara keyboard komputer berbunyi di gelapnya malam yang indah ini, walaupun malam ini cerah dan menampakan bulan, lain halnya dengan mereka terutama Rissa, Rissa amat bingung saat mengetahui pak agam hilang, entah ia diculik oleh Rio? Atau ia menghindari Rio sementara?
Entahlah kita semua masih menduga duga alasan pak agam menghilang dari dunia ini.

"Ketemu!" Seru Arsen saat mendapatkan semua cctv mobil Rio.

" Dia berhenti di pom bensin tapi__

" Tapi pak agam ga ada di mobil itu" lanjut Clovis.

" pertanyaannya Rio ngapain ke rumah pak agam?" Tanya Rissa. Mereka saling pandang beberapa saat, sampai akhirnya mereka berjalan cepat menuju mobil Clovis yang berada di depan rumahnya.

"Masuk akal juga kan? Dia dateng kerumah pak agam mungkin aja dia emm gue ga mau lanjutin" ucap Clovis yang sedang mengemudi dengan kecepatan di atas rata rata.

" ga ada, rumah nya kosong, tapi masih rapih" ucap Arsen saat sampai di depan rumah pak agam.

"Ck pak agam kemana sih?" Tanya pada diri sendiri yang terlihat frustasi.

Tak sadar jika hari sudah gelap kini mereka sedang menyusun strategi dirumah Clovis.

"Gue balik, lo tunggu sini" ucap Rissa sambil melihat jam.

"Siapa tau Rio balik kesini nah si Niel kesana kan?" Ucap Rissa kepada Clovis dan Arsen.

"Kita pake ini" ucap Clovis lalu memberikan walkie talkie ke Rissa.

"Lo hati hati" Arsen memperingati Rissa.

"Kalo ada apa apa panggil Deon aja" ucap nya lagi.

"Iya, lo juga hati hati, lo juga vis" ucap Rissa lalu menekan tombol yang ada di bola.

~~~

"Riss, lo kemana aja si ko baru muncul sekarang, Arsen mana?" Tanya Deon saat Rissa datang tengah malam ke kantor.

"Ada, tapi ga disini, ini lebih penting" ucap Rissa lalu berjalan ke arah papan dan berbicara.

"Korban yang Rio bunuh itu mahasiswa jurusan hukum kan?" Tanya Rissa lalu lanjut menjelaskan.

"Motif Rio membunuh mereka tu apa?" Tanya Deon.

"Mungkin ia dendam?" Ucap Rissa ragu.

"Oke kita sebut aja motif--" ucap Basya terpotong saat walkie talkie Rissa berbunyi.

"Sksksk Riss cek cek"

"Iya masuk" ucap Rissa.

"Kita udah pasang alat pelacak di Handphone Rio" ucap Arsen.

"Itu Arsen kan?" Tanya Deon lalu mengambil walkie talkie Rissa.

"Sen?"

"Apa?"

"Lo dimana?!" Tanya Deon ke Arsen.

"Gue udah bilang kan, ada bola yang membuat kita ber ada di dunia lain?" Ucap Rissa kepada Deon dan Basya.

"Iya tapi kita ga percaya,masa ada si?" Ucap Basya.

"Ck, aduhh, yaudah kalo ga percaya coba lo telpon Arsen" ucap Rissa kepada Deon. Lalu Deon melakukan apa yang di suruh Rissa. Dan benar, telfon itu tidak di angkat berbunyi
Maaf diluar jangkauan

"ya bisa aja Arsen lagi ada di mana yang ga ada sinyal, kan bisa jadi" ucap Basya.

"Coba sekarang lo telfon gue sen" ucap Rissa ke walkie talkie itu dan jawabannya tetap sama seperti saat Deon menelfon Arsen.

"Gue tetep ga percaya,mungkin akal akalan kalian aja si" ucap Deon lalu terduduk di bangku.

"Oke kalo kalian ga percaya, tapi gue percaya kalo mereka udah pasang gps di hp Rio" ucap Rissa lalu mengotak atik komputer.

"Ck Riss Riss kita tinggal ber 3 doang yang lain udah pada pulang, lo mau nangkap dia ber 3 doang tanpa strategi,yang lain mulai operasi lagi besok jam 7, kita nungguin lo sama Arsen balik, siapa tau kalian nyasar" ucap Deon lalu meninggalkan Rissa dan Basya di kantor dan di ikuti oleh Basya. Memang si keadaan kantor saat ini sangat sepi hanya ada beberapa orang yang menjaga, dan beberapa orang dati divisi lain.

"Deon!" Panggil Rissa dari arah dalam.

"Iya Riss gue percaya" ucap Deon tanpa menunggu Rissa berbicara apa, lalu memberi kode untuk Rissa masuk ke mobilnya karna sudah sangat larut.

Selama perjalanan pulang Deon dan Rissa tidak saling berbicara entah karna apa.

"Deon" panggil Rissa lalu menoleh ke arah Deon.

"Hm?"

"Sorry" ucap Rissa dengan sangat pelan tetapi masih di dengar oleh Deon.

"Untuk?" Tanya Deon yang sambil melirik ke arah Rissa.

"Sorry karna buat lo dan Basya nunggu sampe tengah malem gini, pasti kalian cape banget" ucap Rissa tidak enak.

"Hahaha gue kira kenapa, lo juga cape kan? Seharian di dunia lain" ucap Deon percaya tidak percaya.

"Gue kan udah bilang, gue percaya kalo lo sama Arsen habis pergi ke dunia lain?" Ucap Deon saat melihat wajah Rissa tak yakin. Rissa hanya membalas dengan senyuman.

"Sekali lagi sorry" ucap Rissa.

"Udah ah minta maaf mulu, emang mau kemana sih?" ucap Deon dengan nada yang sedikit mengejek agar mencairkan suasana.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.






oneirataxia endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang