7. TARUHAN
Jam pulang sekolah berbunyi sejak tadi, para murid SMA Andromeda mulai keluar kelas dengan gaduh. Tak terkecuali anggota Bargan yang selalu membuat kegaduhan dari kelas ke kelas, di sepanjang koridor hingga nanti sampai di parkiran sekolah, mereka berlari dengan antusias dan penuh semangat, seolah-olah sudah lama menantikan jam pulang sekolah yang akan mereka gunakan untuk bersenang-senang setelahnya, entah itu di warung belakang adema atau di markas anggota inti Bargan seperti hari-hari biasanya.
Alaska berjalan paling belakang, tidak seperti biasanya yang selalu berada di barisan terdepan. Kedua manik matanya melihat sekeliling, seperti tengah mencari-cari keberadaan seseorang. Alaska jarang berperilaku seperti ini, biasanya cowok jangkung itu tidak tertarik dengan kehidupan sekitar, tetapi hari ini di sela-sela ratusan siswa yang berjalan di koridor, Alaska menatap mereka satu persatu, mencari wajah gadis itu. Iya, siapa lagi kalau bukan Amela prameysia, seorang gadis dengan segala rahasianya. Cowok itu ingin mengenal lebih dalam sosok dibalik setengah hari Amela di sekolah ini.
"Ka! Ke markas kan kita?" tanya Bagas, menyadarkan Alaska.
"Iya, kalian duluan aja gue nyusul," ucap Alaska sembari menepuk pundak Bagas.
"Bau-baunya nih, ada yang belain ga ke markas demi si mbak pacar," ujar Gama menggoda.
Gema balik membalas kalimat kembarannya. "Biarin elah, gak pernah kan kita liat Alaska kayak gini?" Setelah mengatakan itu Gema membuka sekotak rokok, setelah itu mengapit salah satu cerutu itu di kedua jarinya.
Alaska menatap Gema lalu tersenyum, cowok dengan cerutu di bibirnya itu selalu memahami para sahabatnya.
"Lo emang temen gue, em!" Alaska menepuk pundak Gema dengan bangga. Lantas berbalik, berjalan menuju kelas Amela, XII IPA 2.
Menyandarkan punggungnya di pintu kelas gadis dengan perawakan tinggi itu, Alaska tersenyum melihat Amela sedang melakukan piket kelas, ia dapat melihat di dalam sana gadis dengan rambut di kuncir kuda itu tengah mengangkat beberapa kursi ke atas meja sendiri, namun tidak ada siswa lain di dalam sana yang membantunya.
Asik memandangi Amela yang kesusahan, cowok dengan kedua tangan yang sengaja ia masukkan kedalam saku celananya itu berjalan mendekati Amela yang tengah menggerutu pelan karena lelah. Gadis itu berdiri membelakanginya, sehingga Amela tidak sadar akan kehadiran Alaska. Sampai ketika Alaska sudah berada di dekat Amela, dan menjulurkan tangannya ke arah surai hitam legam gadis itu lalu menarik sebuah tali yang mengikat rambut panjangnya.
Gadis itu terkejut ketika tiba tiba rambutnya ditarik ke belakang. Hendak protes dan berbalik, namun Amela urungkan ketika tak sengaja mencium aroma parfum yang melekat sempurna pada indera penciuman nya tadi pagi. Siapa lagi kalau bukan Alaska?
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESIRABLE
Teen Fiction[LIHAT SEBELUM HILANG] [HARGAI SEBELUM PERGI] "a dark figure doesn't mean he is demon" _____ [ S E L E S A I ] "Gue gak nyangka, cewek dengan perdikat baik di sekolah keluyuran malem malem gini, di area balap?" "Tutup mulut, ya?" "Yang Lo suruh tutu...