selamat membaca!
Aroma khas kamar yang telah ku huni sepuluh tahun terakhir ini sudah menjadi tempat paling nyaman yang tak pernah aku temukan di belahan bumi manapun. Dengan cahaya remang-remang karena sinar matahari tak dapat memasuki celah- celah jendela yang masih ku tutup dengan tirai rapat-rapat.
Aku menyibak selimut tebal yang menyelimuti tubuhku dari hawa dingin malam tadi, lalu berjalan menuju jendela dan membuka tirai. Sinar matahari langsung menerobos masuk karena mendapat akses dan membuat seorang empu yang masih bergelung dalam selimutnya itu bergerak kecil dari tidur lelapnya namun tak juga membuka mata.
Aku tertawa, sudah pagi namun lelaki yang masih menjelajah ruang mimpi itu tak kunjung bangun padahal jam menunjukkan pukul tujuh dan ia harus berangkat bekerja.
Ku tarik selimut itu paksa kemudian ia terduduk, dengan rambut acak-acakan, wajah lesu kantung mata yang tercetak jelas. Entah jam berapa dia mengistirahatkan tubuhnya malam tadi.
"Gih, mandi habis itu sarapan. Aku ke bawah ya, mau nyiapin bekal buat Abi." Aku berkata setelah sebelumnya merapikan tempat tidur.
Menutup kotak bekal bergambar Spiderman kartun favorit milik Abi, yang tidak lain adalah buah hatiku sendiri. Abimana namanya, anak lelaki berumur sembilan tahun itu sudah menjadi pelengkap keluarga kecil kami.
Suara derap langkah kaki mulai terdengar bersahutan menuruni tangga rumah. Aku sedikit terheran karena tidak ada suara gaduh yang ditimbulkan kedua manusia yang setiap hari selalu membuat pusing kepala.
"Pasangin dasi."
"Bun, kotak bekal aku mana?"
Menatap bergantian kedua laki-laki yang kini berdiri dihadapan ku, laki-laki dengan tubuh bongsor itu menyodorkan dasi. Sedangkan yang satunya mengulurkan tangan meminta sebuah kotak makan.
"Bentar, bunda taruh dimeja makan." Aku hendak berjalan ke meja makan, namun sebuah tangan menarik ku kembali.
"Pasangin dasi dulu"
"Gak bisa gak bisa, punya Abi dulu bun. Abi udah mau telat nih"
"Kamu kan bisa ambil sendiri, itu di meja makan, jangan manja!"
"Ayah emang gak manja? masang dasi aja gak bisa. Bunda terus bunda terus, gak kasi-!"
"Udah-udah, gak bosen apa berantem terus?" Aku mulai merasa bosan dengan perdebatan setiap pagi ini. Seolah sudah menjadi kewajiban dan rutinitas.
Kedua laki-laki itu menundukkan kepala, membuat diriku membuang nafas pelan. Aku berjongkok mensejajarkan tubuh ku dengan Abi.
"Nana ambil sendiri ya bekalnya?" tanya ku, mengelus surai hitam milik anak laki-laki dengan seragam sekolah dasarnya itu.
Abi menatap tajam ayahnya, ia mendengus malas dan berjalan gusar ke arah meja makan.
Sedangkan lelaki didepan ku tersenyum senang.
Aku mulai memasangkan dasi dengan sedikit berjinjit karena tinggi ku tidak sepadan dengannya.
"Ayah cepetan!" Suara Abi terdengar dari teras depan. Aku mendorong lelaki di depan ku agar cepat menemui anak nya, jika tidak segara ditemui maka akan terjadi perang dunia.
"Anak siapa sih? Ganggu" sungut nya, seraya berjalan cepat menuju teras.
"Hati-hati Laska, jangan ngebut."
"Iya La, aku berangkat."
Aku terus memandangi kepergian kedua manusia yang sudah menemani ku sepuluh tahun terakhir. Alaska dan Abimana adalah harta berharga yang diberikan tuhan kepadaku, dan aku bahagia akan itu.
Banyak hal yang sudah ku lewati, tentang bagaimana kisah ini dimulai, tentang bagaimana masalah berdatangan, dan juga tentang takdir tuhan yang tidak pernah terpikirkan. Aku pernah hampir menyerah dengan semua masalah kehidupan, seperti saat hubungan ku dengan Alaska mulai merenggang karena minimnya komunikasi dan sibuk dengan kehidupan masing-masing semasa kuliah, seperti saat aku memiliki masalah dengan dosen, juga saat semester akhir yang mengharuskan ku bekerja extra ditengah-tengah pandemi yang tiba-tiba melanda.
Namun, tuhan dengan baiknya mengabulkan setiap doa yang selama ini aku inginkan satu persatu. Seperti aku yang sudah menjadi seorang dokter spesialis anak, juga saat tuhan menyatukan aku dan dia dalam sebuah ikatan pernikahan setelah sebelumnya dirundung banyak masalah, serta kehadiran seorang anak laki-laki pelengkap kebahagiaan.
Aku bahagia, karenanya.
_indesirable by fanesaca_
Ku tutup kisah yang sudah usai ini
Dengan akhir bahagia
Terimakasih sudah menemani
Dari awal sampai lembaran akhir cerita
Semoga apa yang telah kita lewati
Berakhir bahagia, ya?
Karena takdir tuhan tidak bisa diterka
Karena cara kerja semesta sudah diatur olehNYA666
![](https://img.wattpad.com/cover/284004976-288-k485437.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESIRABLE
Roman pour Adolescents[LIHAT SEBELUM HILANG] [HARGAI SEBELUM PERGI] "a dark figure doesn't mean he is demon" _____ [ S E L E S A I ] "Gue gak nyangka, cewek dengan perdikat baik di sekolah keluyuran malem malem gini, di area balap?" "Tutup mulut, ya?" "Yang Lo suruh tutu...