24. DIFFERENT
Bagas berjalan dengan tergesa ke dalam rumah, setelah memastikan bahwa Amela sudah pergi. Mencari ke seluruh penjuru rumah akan keberadaan Alaska, Bagas menuju ke kamar cowok yang baru saja membuat keributan itu dengan kekasihnya itu.
Membuka pintu dari kayu itu dengan gerakan kasar, Bagas sudah diselimuti kabut amarah. Entah apa yang ia lakukan kemudian— melihat Alaska yang sudah tertidur di ranjang seolah menunjukkan jika cowok itu benar-benar tidak peduli dan membuat Bagas geram.
Menyadari keberadaan Bagas, Alaska sedikit mengangkat wajahnya guna melihat sahabatnya tersebut, ia benar-benar mabuk dengan kepala pusing tujuh keliling.
"Gas, tolong ambilin air minum."
"Bangsat!"
Menarik kerah Alaska hingga cowok itu berdiri dari tidurnya, Bagas menatap Alaska dengan pandangan tajam, dia menahan agar tidak melayangkan pukulan ke Alaska sejak tadi. Dan sekarang, dia ingin baku hantam dengan cowok itu.
"Lo ngapain, hah?!" seru Bagas tepat di depan wajah Alaska.
"Apa-apaan, nih?" Alaska menatap bingung atas perlakuan Bagas yang tiba-tiba, ia berusaha menarik tangan cowok itu agar terlepas dari kerah bajunya.
"Lo gak lolos jadi seorang cowok, ka!" lontar Bagas
"Lo harusnya gak gegabah kaya gini, Amela dateng buat ngejelasin biar lo gak salah paham, setidaknya lo dengerin dulu, tapi apa?"
"Lo dengan seenak jidatnya kasar ke cewek lo!" sambung Bagas, merasa kecewa.
Dia yang notabene nya suka dan sering mempermainkan hati seorang gadis, tidak pernah bersikap kasar seperti apa yang dilakukan Alaska tadi. Meskipun perbuatan mereka berdua sama-sama salah.
"Ngerasa keren lo, mabuk kaya gitu?" ungkap Bagas lagi, tak peduli keadaan Alaska yang setengah sadar.
Seolah tidak ada bentuk perlawanan atau menyangkal, Alaska hanya mengacak kasar rambutnya.
"Heh, ada apa nih?" Arjuna masuk kedalam kamar Alaska, dengan tatapan bingung.
"Ngapain lo berdua? Mau apa habis baku hantam?" tanya Arjuna lagi, menatap kedua sahabatnya bergantian.
"Lo mending diem, jun!" celetuk Bagas
"Lah orang gue tanya, ada problem, kah?" tanya Arjuna lagi, melihat keadaan Alaska yang mabuk seperti itu juga tatapan Bagas yang diselimuti amarah. Membuat cowok dengan satu mangkok mie di tangannya itu penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESIRABLE
Teen Fiction[LIHAT SEBELUM HILANG] [HARGAI SEBELUM PERGI] "a dark figure doesn't mean he is demon" _____ [ S E L E S A I ] "Gue gak nyangka, cewek dengan perdikat baik di sekolah keluyuran malem malem gini, di area balap?" "Tutup mulut, ya?" "Yang Lo suruh tutu...