[LIHAT SEBELUM HILANG]
[HARGAI SEBELUM PERGI]
"a dark figure doesn't mean he is demon"
_____
[ S E L E S A I ]
"Gue gak nyangka, cewek dengan perdikat baik di sekolah keluyuran malem malem gini, di area balap?"
"Tutup mulut, ya?"
"Yang Lo suruh tutu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
10. RUTINITAS
Langit jingga itu mulai berganti warna menjadi hitam kelam, dipenuhi oleh bintang-bintang. Cahaya bulan mulai menyinari bumi ini seperti hari-hari sebelumnya. Nampak di depan rumah bercat putih tulang itu seorang gadis keluar rumah dengan menaiki sepeda motor matic berwarna pink lengkap dengan helmet nya.
Dilihatnya jam tangan yang bertengger di tangannya sesekali, jarum jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Dengan segera dia menancap gas menuju salah satu rumah sepupu nya yang jaraknya lumayan jauh. Bagaimana dengan adik perempuannya? Anak perempuan berumur sepuluh tahun itu sudah tidur, Bi Warni sengaja diminta untuk menginap di rumah karena pemilik rumah ada urusan di luar kota.
Menghentikan sepeda motornya tepat di depan gerbang rumah Arga. Cowok dengan Hoodie hitam itu berdiri di depan pagar rumahnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Lama banget, Lo." Menatap Amela malas, cowok berambut panjang sebahu yang sudah ia kuncir itu masuk kedalam dan mengeluarkan motor sport berwarna merah lengkap dengan helm full face nya.
"Titipin aja terus di rumah gue," cibir Arga lantas memasukkan motor matic warna pink milik Amela ke dalam rumah.
Tertawa pelan, Amela mulai menguncir rambutnya dan menggelung nya ke atas agar tidak terlihat seperti perempuan di area balap nanti. Menaiki motor sports nya yang sudah ia titipkan kepada Arga selama satu tahun terakhir, dan untungnya kedua orang tua sepupunya itu tinggal di luar negeri dan Arga memilih tetap disini sendiri.
"Sampe kapan Lo kaya gini?"
Pertanyaan yang dilontarkan Arga setelah mereka berdua menduduki sepeda motor masing-masing, membuat Amela mengangkat bahu dan membuka kaca helmet nya.
"Gue cuman cari hiburan aja, Ga." Amela berujar pelan, menutup kaca helmet full face nya lagi dan menancap gas menuju Carrera, tanpa berlama-lama, ia pikir ia sudah ditunggu lawannya disana.
Cowok dengan motor sport berwarna hijau itu menggeleng kecil melihat kelakuan sepupu perempuan nya itu. Dibalik sifat ceria Amela ada satu ruang kosong di celah hatinya yang membuat gadis itu merasa kesepian dan butuh hiburan, hingga malam-malam seperti ini memilih keluar dan mencari suatu hal yang membuatnya senang. Amela memang berbeda.
Carrera. Tempat dimana para remaja berkumpul untuk menyaksikan balap motor, tak terkecuali para pemuda dan beberapa gadis yang masih menduduki bangku pelajar, para remaja itu mulai memenuhi tempat yang minim cahaya ini. Dijalan yang sepi dan remang-remang tak membuat mereka menyesal datang ke tempat seperti ini, terkesan sekumpulan anak-anak nakal bukan? Namun jika seperti Amela? Gadis berprestasi datang kesini hanya untuk bersenang-senang, mungkin kebanyakan dari mereka juga seperti itu, apa mungkin hanya Amela prameysia??