INDESIRABLE

542 34 0
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. BASECAMP BARGAN

Gadis dengan rambut kuncir kuda itu mendadak berhenti berjalan, lebih tepatnya ia memilih berhenti sejenak untuk mencari-cari keberadaan Alaska di segerombolan remaja laki-laki yang berada di parkiran itu. Namun nihil Alaska tidak ada di sana, motor hitam miliknya pun tidak Amela lihat, lalu ia berjalan menuju segerombolan remaja laki-laki untuk bertanya kepada teman Alaska dimana keberadaan cowok itu. Pesannya yang ia kirim kepada Alaska tadi pagi pun belum cowok itu balas, Amela penasaran cowok jangkung berada dimana dan sedang apa.

"Alaska mana?" Gadis itu bertanya kepada Bagas yang tengah berbincang dengan teman-temannya di atas motornya.

Cowok dengan seragam terbuka yang menampilkan kaos biru tua di dalamnya itu menoleh, menatap bingung kepada Amela. "Lah bukannya sama, Lo?" Bagas balik bertanya.

"Enggak, chat gue bahkan gak dibales," jawab Amela bingung.

Jika tidak bersama Bargan, lalu kemana Alaska?

"Tuh anak kemana njir?" Ganti Gama menyahut.

"Ke basecamp?" tanya Gema memastikan.

"Mungkin, coba telfon lagi La nanti," sahut Bagas

Amela mengangguk hendak pergi menuju kelasnya. Namun sebelum melangkahkan kakinya, Bagas melontarkan pertanyaan.

"Udah beres masalah, Lo?" tanya Bagas, khawatir akan hubungan kedua sahabatnya itu.

"Udah."

"Lo harus ngertiin Alaska, La."

Amela mengangguk paham. "Iya."

00oo00

Gadis dengan tas abu-abu di pundaknya itu memasuki kelas dua belas ipa dua, menduduki bangkunya dan menyandarkan kepalanya pada meja. Amela mendengus malas ketika tahu-tahu tangan seseorang menutup matanya. Pasti Acha atau kalau tidak Felly. Dari aroma parfum gadis itu sudah tahu bahwa pelakunya adalah Acha.

"Cha, tangan Lo bau!"

"Tangan cantik mulus begini dibilang bau? bener-bener Lo mel!" Acha berjalan ke depan dan menduduki bangkunya tepat di depan Amela.

"Lo tau gak?! Mel?!" Acha dengan entengnya menggebrak meja Amela kencang ketika mengingat apa yang ia lihat tadi pagi sewaktu berangkat sekolah.

Amela menatap Acha malas, kebiasaan. Sahabat nya itu sering kali membuat orang kaget dengan tingkah tiba-tiba nya, ditambah dengan suara melengking milik Acha. Beruntung tidak sampai terkena serangan jantung.

INDESIRABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang