[LIHAT SEBELUM HILANG]
[HARGAI SEBELUM PERGI]
"a dark figure doesn't mean he is demon"
_____
[ S E L E S A I ]
"Gue gak nyangka, cewek dengan perdikat baik di sekolah keluyuran malem malem gini, di area balap?"
"Tutup mulut, ya?"
"Yang Lo suruh tutu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
25. TRAGEDI MALAM HARI
Pemuda dengan motor sport hitam yang dikendarainya itu terlihat sangat menawan dengan balutan jaket kulit warna hitam serta lengkap dengan helm full face nya, Alaska nampak berbeda malam ini. Wajah cowok itu pun sudah tidak kusut lagi seperti hari kemarin, ia sekarang berada di carrera. Sudah lama tidak datang ke tempat ini, tidak ada perubahan sedikit pun. Masih dengan cahaya yang remang remang serta canda tawa dari para pemuda-pemudi, mengisi keheningan malam.
Alaska melepas helm full face nya, saat seorang cowok berambut panjang sebahu menghampiri nya.
"Woi! Ngapain lo, kesini?" Arga mengangkat sebelah alisnya, berjalan menghampiri Alaska yang masih setia di atas motornya.
"Ada balap gak malam ini?" tanya Alaska, langsung. Karena niatnya ke tempat ini ialah balap saja, ia ingin mengistirahatkan lelahnya sejenak dengan membawa motornya dengan kecepatan tinggi.
Tidak mungkin kan ia mengendarai sepeda motornya di jalan raya dengan kecepatan di atas rata-rata, hingga akan membahayakan nyawa orang lain.
"Lo ada masalah sama, Amela?" Arga menatap menyelidik.
"Engga," jawab Alaska, tentu saja berbohong.
"Ada gak malem ini?" tanya Alaska lagi.
"Kenapa lo tanya? ya mesti ada lah! tapi agak rawan soalnya jalanan licin, barusan juga ada anak kecelakaan." Arga berujar apa adanya.
Alaska mengangguk, tetap kukuh. "Gue ikut."
"Daftarin," ucap Alaska lagi.
Bola mata Arga membulat tidak percaya. "Nanti Amela tau, lo—"
"Bodo amat lah."
Menggelengkan kepalanya, Arga berjalan menuju salah satu pemuda yang mengadakan balap malam ini untuk mendaftarkan Alaska. Jika pemuda dengan jaket kulit warna hitam itu tidak dituruti kemauannya, maka tamatlah.
Pemuda dengan mata setajam burung elang dan juga surai hitam pekatnya itu, menyugar rambut hitamnya ke belakang. Kemudian membuka smartphone miliknya, dan membuka sebuah aplikasi berlogo hijau.
Nampak dilayar benda kotak berbentuk pipih itu menampilkan beberapa pesan yang belum sempat cowok itu buka. Salah satunya sebuah grub obrolan bertuliskan Bargan yang berada di barisan nomor dua dari atas. Namun, tidak dengan yang berada di posisi paling atas. Kapan terakhir kali mereka berhubungan melewati aplikasi ini?
5 hari yang lalu
Alaska menyadari bahwa mereka sudah semakin jauh, entah sebabnya apa, sehingga Amela tak pernah lagi membuat dirinya tersenyum karena salah tingkah, marah karena cemburu, serta khawatir saat gadis itu terluka. Alaska rindu, meskipun tak pandai berucap melalui sebuah kalimat, tetapi sungguh di dalam lubuk hatinya, terselip rasa ingin bertemu dan berbicara.