INDESIRABLE

436 32 2
                                    

21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21. LUPA

Segerombolan pemuda datang dari arah utara, dapat dilihat dari raut wajah mereka menunjukkan bahwa masih ada sirat amarah sisa perkelahian tadi. Kelima pemuda itu memasuki rumah bernuansa klasik yang terdapat sebuah pohon mangga didepannya, memakirkan motor mereka sembarangan di halaman rumah yang luas itu.

Arjuna nampak membantu Gama untuk berjalan ke dalam rumah, kaki cowok dengan topi di kepalanya itu berlumuran darah karena kejadian yang menimpanya tadi, Gama dikeroyok oleh segerombolan orang tak dikenal, entah ada masalah apa dengan dirinya secara tiba-tiba sekelompok preman menyerangnya dari arah yang berlawanan.

"Preman-preman tadi ada masalah apa sih sama lo?" Gema bertanya, setelah mendudukkan tubuhnya di sofa.

Gama hanya diam sembari memegangi punggungnya yang sempat terkena pukulan oleh preman-preman tadi menggunakan kayu, benar - benar remuk dan nyeri.

"Gue yakin, mereka gak akan asal nyerang lo, kalo kalian gak ada masalah." Alaska menyahut seraya memberikan sekotak obat untuk mengobati luka Gema.

Mengangguk menanggapi Alaska, Bagas bertanya, "lo ngapain lewat jalan kenanga tadi?"

"Macet, jadi gue lewat jalan kecil aja." Gama dengan hati-hati mengobati luka kakinya sendiri, biasanya jika ada yang terluka atau habis berkelahi ada salah satu anggota Bargan yang dengan telaten mengobati luka teman-temannya terlebih dahulu daripada dirinya yang juga terluka. Namun, sekarang pemuda yang biasa disebut sebagai kulkas berjalan sedang tidak berada disini.

"Gue kok tiba-tiba kangen Arkan, ya?" Arjuna duduk di samping Gama, sembari memakan seblak yang sudah ia beli sejak tadi, namun acara makan seblak nya tertunda karena dapat kabar dari Bagas bahwa Gama dikeroyok.

Semua menoleh, kemudian menganggukkan kepala mereka. Membenarkan bahwa kelima remaja laki-laki itu rindu salah satu sahabat mereka yang sekarang ini sedang berada diluar negeri, namanya Arkan Maheswara. Seorang pemuda bertubuh tinggi, berkulit putih, serta wajah yang rupawan sudah satu bulan lebih tidak mereka jumpai. Para kaum hawa di SMA Adema juga kehilangan salah satu pangeran mereka, si kulkas berjalan yang tidak banyak omong, selalu bertindak diluar nalar, salah satu murid kesayangan guru-guru karena prestasinya. Arkan maheswara meninggalkan kota ini sejak hampir dua bulan yang lalu, ada sebuah urusan yang harus ia selesaikan disana, teman-temannya tidak tahu urusan apa itu karena Arkan memang tidak ingin memberi tahu.

"Arkan apa kabar, ya? Udah lama gue gak nyusahin tuh kulkas," ujar Bagas mengingat bahwa sering kali cowok itu meminta bantuan kepada Arkan, entah itu mengenai pelajaran, solusi akan cinta, dan keluarga.

"Iya, gue juga udah lama gak ngutang, utang gua tahun lalu aja belum gua bayar," sambung Gema sembari terkekeh kecil.

"Lama gak komunikasi, kaya gimana dia sekarang? Curiga gue dia di sana udah ada cewek, makanya gak balik-balik." Alaska menimpali, setelah satu bulan lebih lamanya dia tidak melihat wajah dari seorang Arkan.

INDESIRABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang