INDESIRABLE

668 37 0
                                    

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. JALAN PAGI

Sinar mentari mulai memasuki celah-celah dari tirai yang sedikit terbuka itu. Menyelinap masuk tanpa izin dari si pemilik kamar.

Gadis yang tengah bergelung dalam selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya itu menggeliat kecil akibat terkena cahaya matahari. Menyibak selimut ketika mendengar suara alarm, diambilnya benda berbentuk bulat yang didalamnya menampilkan beberapa angka itu. Lantas dilihatnya jarum jam itu dengan mata setengah terbuka, pukul tujuh pagi kurang sepuluh menit.

Menarik selimut tebal itu kembali untuk melanjutkan aktivitas tidurnya. Karena Amela sadar bahwa sekarang hari libur, gadis itu sangat mengantuk akibat pulang malam. Hendak menutup mata kembali namun tak sempat karena tiba-tiba mendengar suara teriakan melengking milik sang adik.

Terduduk dengan gusar di atas tempat tidur, Amela mengacak rambutnya kesal. Sekarang hari Minggu, ayolah gadis itu ingin istirahat.

"Kak Lala!"

"Where are you?!"

Setelah menggedor pintu kamar kakaknya. Anak perempuan berambut sebahu itu berbalik dan pergi karena tak juga mendapat sautan dan tidak mendapati adanya tanda-tanda kehidupan di dalamnya.

Suara notifikasi dari smartphone miliknya itu mengalihkan atensinya dari Anya. Mengambil benda kotak pipih yang terletak di atas nakas itu dan membaca beberapa pesan yang muncul di lookscree nya, pesan yang dikirim dari beberapa orang yang ada di kontaknya.

Anya
|/panggilan suara tak terjawab

Felly
|La, besok ke rumah gue ya

Achaaa
|Capek sendiri terus La, cariin cowok dong

Alaska
|Jam 7 gue ke rumah lo

Bola mata gadis itu sontak membulat lebar ketika membaca pesan terakhir dari seseorang yang tadi malam hampir membuat dirinya terkena serangan jantung.

Dilihatnya jam Beker di atas nakas itu lagi. Pukul tujuh kurang lima menit. Suara mesin mobil terdengar di pendengaran Amela, membuang selimut dengan kasar dan berjalan ke arah cermin untuk mencari tali rambut nya. Gadis itu kalang kabut ketika mendengar suara bel berbunyi, menandakan ada orang yang datang. Di kuncir nya rambut panjang itu asal-asalan, lalu membuka pintu kamarnya dengan cepat dan berlari menuruni tangga menuju ruang tamu.

Mengabaikan teriakan adiknya dari arah dapur, Amela segera membuka pintu utamanya untuk melihat siapa yang datang. Terlihat di depan pintu ada seorang pemuda dengan kaos putih dan celana training nya berdiri menjulang tepat dihadapan Amela.

INDESIRABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang