INDESIRABLE

1.1K 59 4
                                    

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. DUA SISI

"Who doesn't have secrets in this world?"

__________

Seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda itu nampaknya berlari untuk menuju sekolah, ia melihat jam tangannya sesekali lalu berlari kembali. Seolah-olah tengah dikejar sesuatu dan ingin segera cepat sampai di tempat tujuan. Berharap pak satpam mengulur waktu agar tidak terburu-buru menutup gerbang sekolah. Salahkan motornya yang tiba-tiba bannya bocor tadi, sehingga membuatnya terpaksa berangkat sekolah dengan naik angkot. Sekarang, ia tengah mencari-cari angkot yang lewat tetapi tidak kunjung ada, yang praktis membuatnya mau tidak mau berlari di atas trotoar untuk menuju sekolah selagi menunggu tumpangan. Beruntung rumahnya tidak jauh dari SMA Andromeda, hanya berjarak satu kilometer.

Suara klakson motor terdengar di pendengaran Amela Prameysia, sangat keras dan ramai. Gadis itu berbalik menatap kebelakang, sejenak berhenti berlari dan mendapati banyak sekali pengendara motor berjaket kulit hitam tengah menuju ke arahnya. Dia tidak mau percaya diri, namun begitulah adanya. Ketika tahu-tahu salah satu diantara mereka berhenti tepat didepannya.

Jika dilihat dari motor sport berwarna biru tua itu, helm full cover warna hitam. Serta seragam yang sama dengan Amela dan jaket kulit hitam berlambang pedang di sisi lengannya, gadis itu yakin orang dihadapannya ini salah satu anggota Bargan.

"Butuh tumpangan gak, neng?" Suara berat itu menyapa Amela. Sembari membuka kaca helm nya, pengendara motor itu tersenyum membuat matanya juga ikut tersenyum seperti bulan sabit.

"Butuh banget, Gas!" Amela menjawab dengan cepat, bersyukur dalam hati, beruntung ada Bagas anuraga. Sahabat masa kecilnya yang sekarang menjadi anggota Bargan.

"Kenapa gak naik motor?" tanya Bagas setelah memastikan Amela sudah duduk di belakangnya.

"Mogok," jawab Amela dengan malas, kalau saja motor itu tidak memiliki kenangan dengan nya, Amela pasti sudah menjual nya.

Bagas tertawa dibalik kaca helm nya, lalu menancap gas menuju SMA Andromeda, menyusul teman-temannya yang sudah jauh di depan sana.

"Gas!" Amela memanggil Bagas dengan suara keras agar cowok itu dengar.

Bagas sudah bersama dengan rombongan teman-temannya, kini mereka tengah berhenti di lampu merah.

"Apa?" Bagas bertanya memiringkan kepalanya dan membuka kaca helm.

"Gue masih penasaran, kenapa Lo gabung Bargan?" tanya Amela pada akhirnya, dia memang dari lama ingin mengetahui alasan Bagas bergabung dengan Bargan, bahkan dari kelas sepuluh.

INDESIRABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang