Prolog

174 42 29
                                    

Gelap menyelimuti, telah lama menemani. Berbisik nyaring, kesepian abadi adalah takdir. Namun, sang Beldam menginginkan lebih.

Lagi.

Lagi.

Lagi.

Sampai akhirnya, mereka tiba. Cahaya terang menyilaukan mataku yang tak lagi berbinar; terkesiap dengan kehadiran Ksatria Gugur dan Si Netral Berucap Hambar.

Mereka.

Hanya mereka yang bisa membebaskan kami.

Sayang, Si Manis Berucap Pahit menghalangi.

***

55 kata.

Where Do We Go? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang